Mohon tunggu...
Herbert
Herbert Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UBAYA

Mahasiswa UBAYA

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Sering Dicap sebagai Bad Influence, Media Sosial Ternyata Jadi Senjata Andalan Komunitas

1 Juli 2021   23:47 Diperbarui: 1 Juli 2021   23:58 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain keterkaitan emosional yang telah disampaikan di atas, harus diingat bahwa dampak dari penggunaan media sosial bervariasi dari individu ke individu lain. 

Menurut penelitian yang dilakukan Kraut dan rekan-rekannya (2001), individu extrovert memiliki kecenderungan untuk memunculkan dampak positif dalam penggunaan internet. Lebih spesifik, hal ini juga berlaku pada penggunaan media social. Individu ekstrovert cenderung lebih mudah membaur dalam komunitas dan lebih terbuka dibandingkan yang introvert. Perbedaan gender juga mempengaruhi apakah individu dapat terbuka atau tidak. 

Perempuan cenderung lebih terbuka secara emosional dibandingkan laki-laki, sehingga kemungkinan laki-laki bergabung dalam komunitas kesehatan mental lebih rendah dibandingkan perempuan. Perempuan juga lebih mudah meminta bantuan dan menyarankan orang lain untuk mencari bantuan dibandingkan laki-laki (Jackson, 2011). 

Hal ini mengindikasikan individu ekstrovert atau perempuan lebih memungkinkan mendapatkan hasil positif dari media sosial dibandingkan individu introvert atau laki-laki. Namun di samping hal-hal tersebut, media sosial tetap dapat diandalkan oleh komunitas untuk merangkul lebih banyak insan manusia. Dengan begitu media sosial dapat menjadi media emotional support.

Disamping berbagai dampak buruk yang dimiliki, media sosial menjadi sebuah senjata jitu untuk mengembangkan komunitas. Media sosial yang katanya dapat mengancam kesehatan mental dan fisik seseorang nyatanya juga dapat berperan sebaliknya. 

Melalui perannya dalam komunitas Kawan Dengar, media sosial berhasil menunjukan dampak positifnya dengan menunjang peningkatan kesehatan mental di Indonesia. Melalui media sosial, individu dapat mencari bantuan dengan lebih cepat dan mudah. Para pengguna media sosial dapat melakukan bonding dengan orang lain sehingga tidak merasa sendiri. 

Bonding juga membantu dalam proses penyembuhan penyakit mental seperti stress dan depresi. Namun perlu diingat bahwa dampak yang muncul dari penggunaan media sosial bervariasi. Kepribadian dan gender individu dapat mempengaruhi penggunaan media sosial, terutama kepribadian individu itu sendiri. Seseorang yang cenderung terbuka biasanya mendapatkan manfaat positif yang lebih banyak dari penggunaan media sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Bashir, H., & Bhat, S. A. (2017). Effects of Social Media on Mental Health: A Review. The International Journal of Indian Psychology, 4(3), 125--131. https://doi.org/10.25215/0403.134

Berryman, C., Ferguson, C. J., & Negy, C. (2017). Social Media Use and Mental Health among Young Adults. Psychiatric Quarterly, 89(2), 307-- 314. https://doi.org/10.1007/s11126-017-9535-6

Jackson, J. (2011). Gender Differences in Seeking Help (thesis). Eastern Kentucky University, Kentucky.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun