Mohon tunggu...
Herawati
Herawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Terus usaha, karena usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Bahasa Gaul di Media Sosial untuk Berkomunikasi

10 Juni 2021   23:00 Diperbarui: 21 Juni 2021   09:05 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by: Pinterest.com

MENGAPA MEDIA SOSIAL MENJADI FAKTOR UTAMA DALAM BERKEMBANGNYA BAHASA GAUL?

          Media sosial sebagai situs yang menyediakan wadah bagi penggunanya untuk saling berinteraksi secara online. Media sosial sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang, mereka seperti orang kecanduan yang akan merasa aneh bila sehari saja tidak menggunakan situs berbagi informasi ini. Rata-rata orang yang sudah menjadi kebiasaan menggunakan Sosial media akan merasakan hal ini. Tapi pada intinya sosial media hanya memiliki fungsi yaitu satu untuk menjalin komunikasi secara online.

          Maraknya penggunaan media sosial dikalangan masyarakat memberi efek yang tidak kecil dalam perkembangan Bahasa Indonesia. Hal ini wajar mengingat pengguna media sosial berasal dari berbagai bangsa dan bahasa yang tidak terikat oleh batasan sosial. Kondisi ini tentu berpengaruh juga pada kebiasaan berbahasa para pengguna. Sebagai bukti telah terjadinya perubahan pada Bahasa Indonesia akibat pengaruh media sosial adalah fenomena munculnya bahasa gaul di kalangan remaja yang mengontaminasi kebakuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan bahasa kesatuan yang harus dijunjung tinggi.

          Sebagian masyarakat khususnya remaja lebih menyukai berkomunikasi melalu media sosial. Di media sosial itu sendiri bahasa yang dipergunakan semakin menjadi-jadi. Apalagi diwarnai bahasa gaul yang lebay.                                                                                                                             Contoh percakapan melalui WahatsApp:
A: Gi pain?
B: Gi nongs nih
A: Wih leh uga
Bahasa gaul seperti itu pada jejaring sosial sosial semakin berlimpah. Sungguh tidak mudah untuk memahami bahasa di atas. Namun tanpa kita sadari, kita sudah paham arti dari bahasa tersebut. Tentu, kesepahaman ini tidak membutuhkan "Kongres Bahasa Gaul" tetapi cukup dengan saling belajar dan meniru melalui WhatsApp, Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya.

berikut ini adalah beberapa bahasa gaul yang sering digunakan untuk berkomunikasi di media sosial:

  • Kane bat: Merupakan kata tidak baku dari enak sekali.
  • Kuy: Merupakan kata mengajak yang artinya yuk.
  • Leh uga: Merupakan kata tidak baku dari boleh juga.
  • Nongs: Merupakan kata yang memiliki arti nongkrong atau berkumpul bersama teman.

BAGAIMANA MENGATASI PERKEMBANGAN DAN PEMAKAIAN BAHASA GAUL DI MEDIA SOSIAL?

          Tidak dapat dipungkiri kita bermasyarakat, bersosialisasi lebih sering menggunakan bahasa gaul.  Anak-anak dan remaja dalam perkembangan psikologis tidak bisa ditolak atau dicegah untuk tidak terbiasa dengan bahasa gaul, karena itu memang suatu proses dalam psikologisnya.  Dengan kata lain penggunaan bahasa gaul tidak bisa kita hilangkan atau cegah perkembangannya.  Yang dapat kita lakukan yaitu:

  1. Biasakan diri dalam penggunaan bahasa Indoneisa yang baik dan benar di dalam pesan singkat melalui WhatsApp (WA)
  2. Ubah kebiasaan lama seperti menulis caption dengan bahasa yang tidak sesuai.
  3. Biasanya diri untuk menulis maupun berbicara dengan bahasa Indonesia sesuai dengan pedoman bahasa kita yaitu KBBI.
  4. Media-media cetak maupun elektronik harus tetap menggunakan tatanan bahasa Indonesia yang baku dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.

Dengan cara tersebut diharapkan para pengguna sosial media khususnya pada remaja dapat menggunakannya dengan bijak, yaitu dengan berkomunikasi, menulis, ataupun menyebarkan berita dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehinnga eksistensi bahasa Indonesia akan selalu terjaga.

Referensi:

Rahayu, Arum Putri. 2015. "Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Pendidikan dan Pengajaran". Dalam Jurnal: Paradigma, Volume 2, Nomor 1, Halaman 1-15.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun