Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Jangan Ada Black Campaign, Mari Sukseskan Pemilu Tonggak Demokrasi Bangsa

29 November 2023   09:42 Diperbarui: 29 November 2023   10:19 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pradipta pandu@kompas.id

Jangan Ada Black Campaign, Mari Sukseskan Pemilu Tonggak Demokrasi Bangsa

Sebentar lagi (14/02/2024) segenap rakyat Indonesia akan melaksanakan pesta Demokrasi secara serempak dan Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan suatu tonggak Demokrasi menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan keadilan (Jurdil).

Dengan diselenggarakannya pemilu maka masyarakat dapat memilih kriteria pemimpin yang dikehendaki, sesuai nurani tanpa adanya unsur intimidasi. Menggunakan dan memanfaatkan hak suara dengan sebaik-baiknya.

Sebab suatu pilihan, dukungan dan selembar surat suara yang bersifat rahasia, hasil pencoblosan di bilik-bilik Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di banyak titik merupakan sebagai penentu masa depan Bangsa.

Penyelenggaraan pemilu sejatinya rentan tindak pelanggaran terlebih ketika musim kampanye, untuk itu dibutuhkan pengawasan yang amat ketat guna terciptanya iklim yang kondusif selama masa perputaran kampanye.

Pengawasan pemilu tersebut menjadi aspek yang sangat penting di tengah kegiatan kampanye yang akan berlangsung selama 75 hari ke depan, di mana peserta pemilu berupaya meyakinkan dan mensosialisasikan masyarakat.

Terkait Visi-Misinya-Program Kerja-Menaikan Elektabilitas, sedianya berupaya menarik simpatisan guna meraup suara terbanyak. Namun kampanye disinyalir rawan dan ringkih terhadap berbagai pelanggaran dengan melakukan.

Black Campaign bertujuan merusak reputasi lawan politik, dengan melakukan penyebaran berita Hoax tak berdasarkan fakta. Membuat lawan politik mendapat reputasi sedemikian buruk dan pelaku lantas leluasa mengambil keuntungan.

Kampanye sendiri merupakan salah satu bentuk Edukasi Politik terhadap masyarakat, dengan satu kesadaran penuh bahwasannya memaknai pemilu yang beretika, beradab serta bertanggung jawab penuh atas pihan yang dibuat.

Banyak peraturan terkait kampanye yang harus ditaati peserta pemilu, namun aturan tetaplah aturan yang terkadang diterabas. Dan hanya sebatas aturan yang tertuang dan tertera di secarik kertas dan lantas kemudian dilibas.

Adapun bentuk-bentuk pelanggaran yakni :
~ Menyerang secara personal lawan politik
Upaya tersebut dilakukan guna menjatuhkan pihak lawan, menghancurkan reputasi dan dapat mengubah pandangan politik terhadap kandidat/paslon.

~ Pembunuhan Karakter dengan amat keji.
Yakni membangun narasi negatif, sehingga melenyapkan citra diri yang susah payah dibangun, demi meraih kepercayaan.

~ Menyebarkan berita Hoax yang marak
Yaitu memberi pemberitaan seputar informasi yang keliru, dan tak disertai pembuktian yang akurat. Menjatuhkan mentalitas lawan dengan gosip
 murahan.

~ Menggunakan Isu-isu yang mangarah pada SARA
Yang mana hal tersebut dilakukan demi mandapatkan sebentuk dukungan masa/simpatisan yang kelak berkontribusi dalam upaya meraih suara.

~ Menyoroti kelemahan/kesalahan lawan politik
dalam hal penerapan kebijakan, yang salah di mana hal tersebut, menjadi titik lemah yang sejatinya menjadi boomerang.

~ Melakukan sebentuk Intimidasi Politik
Sedianya Intimidasi dilakukan untuk mengancam peserta pemilih menakuti baik secara fisik maupun verbal mencuatkan perasaan tidak nyaman.

Oleh karenanya pemilu wajib diawasi lantaran melibatkan seluruh elemen bangsa serta lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Dengan menegakan supremasi hukum, melaporkan pelbagai pelanggaran ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Dan menindak tegas segala bentuk-bentuk pelanggaran yang mengarah pada Black Campaign, Money Politic, Negative Politic. Serta serangakaian aksi pelanggaran dan kecurangan dalam konteks membangun pemilu yang jurdil.

Yang tentu saja akan sangat merugikan peserta pemilu/kandidat politik dalam hal perolehan suara. Mari sejatinya dukung pemilu mengawalnya tanpa diwarnai kekisruhan. Sehingga menciptakan atmosfer yang kondusif.

Mari segenap elemen Bangsa mengawal pemilu dan turut bersama berpartisipasi dalam rangka menyukseskan Pemilu 2024. Agar senantiasa aman terkendali tanpa hambatan yang berarti. Menjadikan Bangsa tertib dan berbudaya.

Jakarta, 29/11/2023
Hera Veronica Suherman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun