Mengurai Kemacetan di Jakarta Angkutan Masal Solusinya
Jakarta merupakan Ibu Kota lalu lintas yang tak ada matinya, di mana dipenuhi jalan-jalan yang saling terkoneksi dengan jalan utama.
Yang menjadi titik sentral pertemuan yakni Oase kemacetan, diperparah jika ada  pengerjaan proyek terkait pembangunan Infrastruktur.
Yang mengambil alih fungsi lajur dan bahu jalan, sehingga terjadi penyempitan. Alhasil menuai kemacetan disertai juga perlambatan.
Mengakibatkan arus menjadi tertahan serta berjalan amat tersendat, di hari libur pun tetap sama saja terlebih di jam-jam sibuk (Rush hours).
Tampak jelas atmosfer kemacetan di ruas jalan yang menjelma padat merayap, menuntut ekstra kesabaran sebab memakan waktu lama.
Dan ditikungan perputaran yang dipandu Polisi Cepek (Pak Ogah), Polisi Cepek yakni orang yang mengatur pergerakan arus lalu lintas tak bertraffic light.
Lebih memperioritaskan jalan bagi pengendara yang memberi tips uang.recehan. Menahan lajunya barang sesaat bagi para pengendara yang hendak lewat.
Guna membiarkan dirinya memberi jeda sesaat meraup kepingan receh disela-sela dari kendaraan yang hendak berbelok di arah tikungan.
Keberadaan pak Ogah kadang dibutuhkan guna mengatur membuka-tutup jalan bagi kendaraan hendak memutar melerai agar tak saling berebut.
Guna main dulu-duluan sehingga lalu lintas pun tak ayal terkesan amat semrawut, ditingkahi bising suara-suara klakson yang iringi kemacetan.
Sementara akar kemacetan ditenggarai karena kapasitas jalan yang penambahannya hanya sekitar kurang dari 0.01 persen per-tahunnya.
Sekali pun ruas jalan terus ditambah namun tak dapat menampung, lantaran disinyalir populasi kendaraan yang sedemikian masif.
Maka diperlukannya kebijakan pembatasan jumlah kendaraan berusia tua yang sudah tak laik jalan, dari segi onderdilnya pun sudah aus dan mesin tak sehat.
Kebijakan yang tegas terkait  perihal usia kendaraan bukan sekedar wacana semata dan sejatinya diikuti dengan mengimplementasikannya.
Meski demikian guna menekan angka kemacetan di ruas jalan kebijakan plat ganjil-genap, diterapkan menjadi komitmen dan strategi perintah.
Menghadapi perihal mobilitas perkotaan sebagai pengelolaan lalu lintas, untuk mencerabut akar kemacetan menjaga kualitas udara tetap bersih.
Guna menyiasati dan sebagai langkah mengurai kemacetan masyarakat kota dianjurkan mengggunakan angkutan masal yang telah terintegrasi.
Serta mulai membiasakan menggunakan fasilitas layanan publik tersebut yang memiliki banyak ragamnya, Jaklingko, Busway, Commuterline, MRT.
Dalam rangka effisiensi waktu merengkuh jarak, tak perlu lelah mengendarai kendaraan. Tinggal menikmati sepenggal perjalanan di angkutan masal
Jakarta, 26/11/2023
Hera Veronica Suherman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H