Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pasar Tradisional Bentuk Kearifan Lokal

7 November 2023   14:24 Diperbarui: 7 November 2023   14:37 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Tradisional Bentuk Kearifan Lokal

Pasar Tradisional merupakan bentuk Kearifan Lokal, tempat menjaja barang-barang kebutuhan Primeir yakni kebutuhan mendasar yang diperlukan bagi konsumen.

Sebab jika kebutuhan primer tak terpenuhi maka akan terasa pincang kaki-kaki ekonomi. Dari kebutuhan primeir tersebut maka disusul dengan kebutuhan lainnya.

Yang kerap menyambangi tempat yang menjadi kearifan lokal mayoritas kaum Hawa, dengan menjinjing kantong-kantong belanja serta catatan belanja yang telah tertera di kepala.

Dokpri
Dokpri
Lantas selintas lepas membelinya di lapak-lapak tersedia, sejurus kemudian tak ragu dan dengan lihainya melakukan serangkaian aksi tawar menawar.

Hingga tak jarang penjaja mengalah pada jurus ampuh milik para Emak-emak tersebut yang main keroyokan menawar, meski laba yang didapat kategori tipis. Barang pun tak ayal dilepas dengan nego-nego alus.


Di dalamnya beragam yang didagangkan himpunan para pedagang yang hari ke harinya kerap berburu cuan tak sekedar untuk makan namun untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dicukup-cukupi.

Dokpri
Dokpri
Kendati demikian di sini amat terasa atmosphire keramaian, tempat transaksi jual beli di mana segala jenis barang diperdagangkan. Dengan masih mengusung tradisional dan konvensional namun perihal harga cukup rasional.

Dengan harga murah dan terjangkau kantong para ibu-ibu, yang dituntut pintar-pintar mengelola keuangan yaitu jatah belanja yang diberikan. Tidak besar pasak dari pada tiang.

Dokpri
Dokpri
Sementara pasar modern dengan segala fasilitas terlebih beruang pendingin, yang anti gerah serta sederet troli-trolinya kendati dipadati pengunjung tengah ramai-ramainya.

Namun kiranya soal harga memiliki perbedaan yang signifikan, lantaran serangkaian beban Operasional. Tak ada lantai yang becek, kotor dan berdebu, di mana seluruh barang-barang tersusun rapi pada rak-raknya, berderet lemari pendingin serta freezer.

Memajang es cream, minuman dingin serta bahan makanan guna diawetkan agar tak merusak bahan makanan dan terjadi pembusukan. Sehingga makanan tak layak jual.

Dokpri
Dokpri
Hilir mudik troli-troli belanja kebutuhan pokok bulanan, dengan anggaran tiap-tiap rumah tangga berbeda-beda. Besar kecilnya Relatif. Serta cepatnya sistem pelayanan kasir. Yang menyusutkan baris
antrian.

Di sini tak kenal seni tawar-menawar, harga pas dikalkulasi pas pula uang kembali. Belanja di mana saja tetap sama yang terpenting tak lapar mata, membeli yang unfaedah dan tak tertera di daftar belanja. Berarti bentuk pemborosan. Hemat mempergunakan uang bijak mengelola anggaran rumah tangga

Ibu Cerdas suami pun Tersenyum Puas

Jakarta,07/11/2023

Hera Veronica Suherman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun