Pasar Tradisional Bentuk Kearifan Lokal
Pasar Tradisional merupakan bentuk Kearifan Lokal, tempat menjaja barang-barang kebutuhan Primeir yakni kebutuhan mendasar yang diperlukan bagi konsumen.
Sebab jika kebutuhan primer tak terpenuhi maka akan terasa pincang kaki-kaki ekonomi. Dari kebutuhan primeir tersebut maka disusul dengan kebutuhan lainnya.
Yang kerap menyambangi tempat yang menjadi kearifan lokal mayoritas kaum Hawa, dengan menjinjing kantong-kantong belanja serta catatan belanja yang telah tertera di kepala.
Lantas selintas lepas membelinya di lapak-lapak tersedia, sejurus kemudian tak ragu dan dengan lihainya melakukan serangkaian aksi tawar menawar.
Hingga tak jarang penjaja mengalah pada jurus ampuh milik para Emak-emak tersebut yang main keroyokan menawar, meski laba yang didapat kategori tipis. Barang pun tak ayal dilepas dengan nego-nego alus.
Di dalamnya beragam yang didagangkan himpunan para pedagang yang hari ke harinya kerap berburu cuan tak sekedar untuk makan namun untuk memenuhi kebutuhan hidup yang dicukup-cukupi.
Kendati demikian di sini amat terasa atmosphire keramaian, tempat transaksi jual beli di mana segala jenis barang diperdagangkan. Dengan masih mengusung tradisional dan konvensional namun perihal harga cukup rasional.
Dengan harga murah dan terjangkau kantong para ibu-ibu, yang dituntut pintar-pintar mengelola keuangan yaitu jatah belanja yang diberikan. Tidak besar pasak dari pada tiang.
Sementara pasar modern dengan segala fasilitas terlebih beruang pendingin, yang anti gerah serta sederet troli-trolinya kendati dipadati pengunjung tengah ramai-ramainya.
Namun kiranya soal harga memiliki perbedaan yang signifikan, lantaran serangkaian beban Operasional. Tak ada lantai yang becek, kotor dan berdebu, di mana seluruh barang-barang tersusun rapi pada rak-raknya, berderet lemari pendingin serta freezer.
Memajang es cream, minuman dingin serta bahan makanan guna diawetkan agar tak merusak bahan makanan dan terjadi pembusukan. Sehingga makanan tak layak jual.
antrian.
Di sini tak kenal seni tawar-menawar, harga pas dikalkulasi pas pula uang kembali. Belanja di mana saja tetap sama yang terpenting tak lapar mata, membeli yang unfaedah dan tak tertera di daftar belanja. Berarti bentuk pemborosan. Hemat mempergunakan uang bijak mengelola anggaran rumah tangga
Ibu Cerdas suami pun Tersenyum Puas
Jakarta,07/11/2023
Hera Veronica Suherman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H