Bunda Jangan Pasung Kreatifitas
Anak gemar aksi corat-coret hampir seluruh permukaan dinding bercat putih tak luput terkena corat, dengan gambar-gambar Abstrak.
Dari mulai gambar benang kusut hingga bentuk-bentuk yang terkesan asal dan tak karuan. Serta tak dapat dikenali. Maklumlah sang anak tengah gemar belajar menggambar.
Dan akibat ulahnya tak ayal Bunda pun marah besar, melihat perilaku sang anak yang mengotori sekujur dinding rumah dengan sedemikian ekstrem.
Bunda kesal bukan kepalang lantaran tembok rumahnya yang semula putih bersih terkesan Jorok, oleh sebab sentuhan lengan-lengan kecil disertai imaji liar sang anak yang tengah aktif menggambar.
Menuangkan dan mewujudkan karya cipta yang ada di ruas kepala. Kendati teramat jauh dari kata "Paripurna" Sebab, kata "Paripurna tak akan pernah ada, tanpa jam terbang tinggi, guna practise.
Mendalami dunia menggurat di atas kanvas putih pun di atas selembar buku gambar, tentulah sukar. Namun kreatifitas serta daya imajinasi yang tinggi.
Yang sejatinya dapat menangkap/menjaring ide, yang kemudian disusul dengan melahirkan sebuah karya. Yang natural yang lahir dari pengembaraan pikir hingga menggores jejak-jejak karya.
Maka biarkan anak berkreasi seperti yang diingini, siapa tau esok lusa ia bisa menjadi pelukis seperti Affandi, Basuki Abdullah serta sederet pelukis-pelukis ternama lainnya.
Hanya saja kreatifitasnya jangan dikebiri, dan imajinasinya jangan dipasung. Di kerangkeng dalam sikap ketidaksukaan ( Antipati ). Arahkan anak dan fasilitasi jika orang tua tergolong.berekonomi mampu.
Dengan mengikuti serangkaian les menggambar/melukis ataupun melihat workshop, serta mengajaknya dolan ke galeri-galeri lukis menyaksi pameran lukisan.