Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dijajah Gaya Hidup Hedonisme

18 September 2023   08:45 Diperbarui: 18 September 2023   09:28 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dijajah Gaya Hidup Hedonisme

Hedonisme merupakan suatu gaya hidup, dari Individu yang gemar segala bentuk kemewahan, tak mengenal Skala Prioritas.

Senantiasa haus akan gelimang Materi dan kesenangan menjadi tujuan utama bersama dengan sesamanya kaum Sosialita. Serta gemar menumpuk-numpuk harta.

Mengunggah gaya hidup mewah di akun Sosial Media kala berplesiran ke Luar Negeri, mengadakan serangkaian Party-party.

Menyenangi segala hal yang berbau Branded serta kerap memamerkan Outfits demi Prestige dan Satisfaction.
Sikap selalu melihat ke atas dan tak mau kalah dari segi barang/materi yang dimiliki.

Selalu menginginkan Ekslusifitas di.tengah Luxury tak ingin disejajarkan disetarakan. Sebab merasa diri lebih kaya dan berada.

Bahayanya bila gaya hidup hedon menjangkiti kalangan biasa, maka ia berupaya melakukan segala cara demi menggapai apa diingini di tengah terseok-seok lemah ekonomi.

Tak peduli meski harus menjajakan diri demi menyokong gaya hidupnya yang kelewat tinggi. Ingin turut mencicipi dan menikmati sebentuk kemewahan.

Sejatinya yang benar-benar kaya menunjukan kelasnya tersendiri, dan itu dapat terlihat dari apa yang dikenakan serta melekat di tubuhnya.

Bukan di tengah memaksakan diri, disulut keinginan di atas carut marut ekonomi keluarga. Pandangannya selalu melihat ke atas, tak ragu mengincar kemewahan sebagai batu loncatan.

Demi meraih segala bentuk kemewahan tak peduli harga diri tergadai dan diri bisa di tawar. Bingkai kemewahan senantiasa menggiurkan berbagai kalangan.

Tumpukan materi acapkali membuat teteskan liur dan tergiur, bagi yang lemah pondasi Iman, bagi yang tak kuat mental dan bagi yang rapuh jati diri.

Dahulu penjajah yang menjajah kini gaya hidup serba wah yang menjajah, namun tak semua orang sudi membiarkan dirinya dijajah gaya hidup dan menjadi hamba sahaya harta.

Masih ada juga yang meskipun orang kaya yang uangnya tak berseri dan hartanya digadang-gadang tak habis tujuh turunan. Namun lebih menyukai hidup sahaja.

Tak sungkan makan di pinggir jalan, tanpa menggunakan atribut kemewahan. Untuk menikmati hidup tak harus menjadi orang kaya, syukuri dan nikmati apa yang ada. Itu adalah bahagia yang nyata, dan jangan iri pada apa yang dimiliki oranglain.

Jakarta, 18/9/2023
Salam Kompasiana
Hera Veronica Suherman

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun