Helai Bulu Serta Sayap Lusuh Ibu
Ibu bak upik abu
lusuh bermandi peluh
menggosok pantat wajan
berlumur kerak membandel
meniup bilah bambu di muka
tungku batu dikepung tebal asap
Ibu bertahta di dapur
pengap di antara pekat
jelaga asap rakus cumbui
para-para serta bilik bambu
seraya kepala tersungut-sungut
menahan kantuk ganduli pelupuk
Ibu terbangun
di pagi buta tatkala
ayam jantan riuh gaduh
menyapa semesta merobek
senyap menyingkap tirai gelap
membuka selembar selimut lelap
Ibu menyeka peluh
sebesar butiran jagung
di antara dahi serta pelipis
dan bibirnya acapkali terkatup
laksana sekuntum bunga kuncup
Ibu banyak menelan
ragam rasa ditawarkan
kehidupan tetesan cuka nan
asam lagi kecut serupa dengan
aroma ketiak buat nyaris meringis
Ibu membekali
sepasang sayap dari
setiap helai kasihnya dan
menjahitnya dengan jelujur
benang-benang teramat tulus
Hingga aku dapat
kepakan sayap guna
terbang amat singit lintasi
semesta mimpi serta sentuh
awan tempat bermukim harap
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta, 31/01/2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H