Asap Tebal Membumbung Tinggi di Langit Karawang
Tungku-tungku Raksasa
terus memuntahkan asap tebal
membumbung tinggi di Langit Karawang
tak ubahnya jelaga sewarna arang
Si Jago Merah sontak membesar melahap
kayu bakar, serbuk gergaji, plastik,
karet ban atau bahan bakar lainnya
yang mudah terbakar
Asap tebal nan hitam pekat
Mencemari Langit Karawang
membuat debu-debu beterbangan
terhirup saluran pernafasan
Membuat sesak pengendara
yang tengah lalu lalang
sepanjang sisi kanan jalan
berdiri tempat pengolahan batu kapur
Bentuk bangunan ala kadarnya
hanya terdiri dari penyangga Bambu
serta Asbes yang digunakan sebagai atap
tanpa dinding dibiarkan melompong
Sehingga silir angin leluasa bergerak bebas
kesana kemari laksana kipas angin alami
sebab tempat pembakaran amatlah panas
membuat para pekerja bermandi keringat
Di muka teronggok tumpukkan
bebatuan kapur dengan pelbagai ukuran
yang sedianya dimasukkan ke dalam
tungku pembakaran berukuran besar
Para pekerja kasar sibuk menurunkan
bebatuan kapur dari mobil pickup
yang dibawanya langsung dari
tempat pertambangan Batu Kapur
Lengan-lengan nan kapalan
memecah gundukkan Bebatuan Kapur
hingga menjadi bongkahan kecil
guna di bawa dengan troli
Lalu dihempaskan ke dalam
liang pembakaran yang menganga
sedianya membakar tumpukkan bebatuan
dengan suhu di atas 950 Derajat Celsius
Gumpalan Asap pekat tak ubahnya
wedhus gembel terbawa silir angin
menyebar mencipta selubung pekat
bak selendang sang Penari
Riuh mesin penghalus batu kapur
mencipta kegaduhan di antara ruang
nan pengap disesaki asap terus bekerja hingga serbuk kapur menjadi halus
Yang kemudian di kemas ke dalam
kantung-kantung dan di beri Label lalu
siap sedia dijajakan di lapak yang
sekaligus berfungsi sebagai area kerja
Dari tahun ke tahun menoreh
kisah pilu perihal para pekerja kasar
dengan upah redahnya guna bertahan
dari gempuran kesulitan hidup
Sejarah mencatat dan cerita tak henti
mengalir deras bak aliran air
bertutur tentang tempat pengolahan
bebatuan kapur yang telah turun temurun
Berkontribusi mencipta polusi dan kian memperparah lingkungan sekitar
akibat asap pekat pembakaran milik
segelintir Pengusaha dengan dalih
Membuka Lapangan Kerja!
***
Hera Veronica
Jakarta | 05 Oktober 2020 | 12:05
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H