Pria tua dengan biolanya
menatap nanar laut lepas seiring pedih luka
Yang terus mengalirkan darah
ia bebat luka seorang diri
Dalam isak tangis tanpa air mata
sebab air mata tlh mnjelma lautan kesedihan
Bangku kayu dan pelepahpelepah nyiur
menjadi saksi hati yang patah tiada gairah
Kini hanya menanti sua kekasih hati
di alam keabadian merengkuh hangat cinta
***
Hera Veronica
Jakarta | 18 Juni 2020 | 14:57
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!