Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keberagaman Dasar Keberagamaan

10 Desember 2021   10:50 Diperbarui: 10 Desember 2021   10:56 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Segala perbuatan yang kita lakukan sebagian besar diawali dari cara memandang kita. Sebagai contoh: kita melihat ada produksi hape baru. Perasaan dan pikiran langsung bereaksi: "Wah bagus ya!!!!!!!!"; kemudian otak mulai berpikir bagaimana bisa memiliki. Ada cerita yang masih begitu melekat dalam pikiran saya. KIta cari jalan untuk mewujudkan ketertarikan kita. Inilah yang kita sebut pemborosan energi.

Di lain sisi, dengan mata serta pikiran terbuka kita bisa menghargai keindahan keragaman. Sayangnya, sering sekali tidak inline dengan cara pandang yang menyukai keberagaman. Bukan kah kepercayaan serta keyakinan setiap orang berbeda juga bagaikan indahnya kebaragaman benda serta ciptaan Tuhan lainnya?

Lain halnya bila kita berpikir: ' Wah keberagaman. Banyak variasi dan model sehingga memberikan sehingga banyak orang memiliki keleluasaan atau keberagaman  untuk memilih. Dengan cara seperti ini, kita menunjukkan bahwa ada keberagaman atau keberagaman adalah suatu keniscayaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun