Keberagaman adalah wujud dan sifat alam semesta. Mengapresiasi keanekaragaman membuat seseorang memiliki sifat yang mulia. Apresiasi keberagaman dan memberikan apresiasi merupakan hal yang patut kita syukuri. Inilah berkah mulia yang menjadi idaman untuk bekal menuju keilahian.
Tidak mudah menghargai eksistensi keindahan dari aneka wujud membantu mengembangkan rasa kebahagiaan. Rasa bersyukur atas keanekaragaman bentuk, suaru serta warna melahirkan rasa kelegaan. Sepertinya daam keseharian kita gampang melihat bentuk bunga da warna-warni keindahan, tetapi ketika kita menghadapi keberagaman kepercayaan da keyakinan, timbul pemberontakan daam hati kita.
Neraka
Rasa paling baik dan paling mulia selalu meraja dalam hati kita. Ahamkara atau ego membuat kita selalu menderita. Ingin dianggap paling :baik, pintar, pintar, dan sebagainya merupakan watak dasar kita sebagai manusia biasa. Â Rasa yang ingin dalam diri bahwa kita: Â 'paling' meraja dala hati setiap orang.
Bila kita mau merenungkan lagi, keadaan ini sesungguhnya membuat kita hidup dalam neraka. Kita selalu melihat ke luar diri. Melihat orang lain tertawa, kita sudah berpikir bahwa orang tersebut sedang mentertawakan kita. Ketika melihat orang lain bisa membeli suatu barang yang lebih baik, kita merasakan irihati. Kita berpikir sang dan malam bagaimana agar kita juga bisa memiliki barang sejenis, dan bahkan lebih baik.
Perasaan yang selalu gelisah dipenuhi rasa dengki membuat kita berpikir bagaimana cara mengungguli orang lain. Kita tidak pernah mampu melihat ke dalam diri sendiri.
Dengan kata lain, sesungguhnya bila kita selalu melihat ke luar diri, kita selalu berpikir agar orang lain menganggap labih baik. Tanpa sadar, kita sedang dalam keadaan kurang energi atau bahkan minus energi. Mengapa?
Karena kita jarang mangakses Sang Maha Sumber Energi. Dia sebagai Sumber energi yang tidak pernah habis. Sesungguhnya Dia juga yang bersemayam dalam diri setiap insan.
Indra Boros Energi
Mata kita merupakan anggota tubuh yang paling boros energi. Begitu melihat sesuatu, pikiran kita langsung aktif. Bermula dari melihat sesuatu, pikiran dan perasaan kita mulai aktif. Dari hasil penelitian, energi terboroskan lewat penglihatan sekitar 70%.
Segala perbuatan yang kita lakukan sebagian besar diawali dari cara memandang kita. Sebagai contoh: kita melihat ada produksi hape baru. Perasaan dan pikiran langsung bereaksi: "Wah bagus ya!!!!!!!!"; kemudian otak mulai berpikir bagaimana bisa memiliki. Ada cerita yang masih begitu melekat dalam pikiran saya. KIta cari jalan untuk mewujudkan ketertarikan kita. Inilah yang kita sebut pemborosan energi.
Di lain sisi, dengan mata serta pikiran terbuka kita bisa menghargai keindahan keragaman. Sayangnya, sering sekali tidak inline dengan cara pandang yang menyukai keberagaman. Bukan kah kepercayaan serta keyakinan setiap orang berbeda juga bagaikan indahnya kebaragaman benda serta ciptaan Tuhan lainnya?
Lain halnya bila kita berpikir: ' Wah keberagaman. Banyak variasi dan model sehingga memberikan sehingga banyak orang memiliki keleluasaan atau keberagaman  untuk memilih. Dengan cara seperti ini, kita menunjukkan bahwa ada keberagaman atau keberagaman adalah suatu keniscayaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI