Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perilaku Ojek Biasa Mencerminkan Diri Kita Secara Umum

28 Juli 2015   09:26 Diperbarui: 28 Juli 2015   10:01 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya ingat ucapan seoeang anggota DPR yang berkata bahwa korupsi adalah cara baik untuk uang beredar lebih cepat. Apakah ini ada keterkaitan dengan penyerapan anggaran yang rendah sebagaimana yang terjadi saat ini?

Karena merasa tidak mendapatkan bagian dari uang yang dikelola, para pengelola anggaran ogah-ogahan merealisasikan proyek dengan lebih cepat sehingga penyerapan anggaran juga cepat terjadi. Kalau dahulu, karena dengan cepatnya pencairan dana juga cepat para pengelola anggaran dapat duit dari para kontraktor, maka cepat juga merealisasikan kegiatan.

Walaupun jika dipandang dari segi penghasilan halal, yang diperoleh sekarang lebih baik. Namun, yang haram lebih banyak dan menarik hati bagi pemilik peserkahan dunia. Hal ini tercermin kebijakan dari Ahok. Berikan penghasilan tinggi bagi yang berprestasi, dan berikan hukuman bagi yang merugikan rakyat.

Bukan kah hal ini juga sama dengan para driver Go Jek, karena jasa pelayanan yang baik, maka penghasilan juga tinggi.

Sedangkan mentalitas maling sebagaimana para pengelola anggaran sebelum gubernur Ahok, lebih memntingkan cepatnya serapan anggaran, walaupun banyak untuk pribadi. Dengan sistem menekan kontarktor. Sama dengan ojek biasa, menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Sistem yang sama.

Hanya bisa berdoa agar ola pikir yang hanya mementingkan diri sendiri mengalami transformasi ke arah lebih baik....

Indonesiaku tercinta..... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun