Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Ayur Hyipnoterapi dan Ananda Divya Ausadh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ayur Hypnotherapy dan Neo Zen Reiki. Menulis adalah upaya untuk mengingatkan diri sendiri. Bila ada yang merasakan manfaatnya, itupun karena dirinya sendiri.....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenal Tuhan Dulu Baru Beragama

29 Agustus 2021   07:30 Diperbarui: 29 Agustus 2021   07:34 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sayangnya bila mengalami penderitaan atau kesengsaraan, kita anggap Dia sedang menguji kita. Kita lupa dan lupa atas perbuatan kita yang tidak selaras dengan alam.

Selama ini kita memuja hawa nafsu, bukan memuja Sang Pencipta. Kita hidup tidak lagi selaras dengan alam. Kita merasa lebih hebat dan berkuasa daripada Sang Pencipta. Mengapa???? 

Karena kita belum kenal Tuhan. Kita salah jalan. 

Beragama = melakoni KETUHANAN

Beragama untuk kenal Tuhan. Cara berpikir kita terbalik. So, tidak mengherankan hidup kita amburadul. Kita hidup memuja agama bukan memuja Tuhan Pencipta alam semesta. Celakanya, seringkali kita bahkan menggunakan nama Tuhan untuk melegalkan kejahatan yang kita lakukan. 

Banyak orang dengan mencatut nama Tuhan untuk bertindak kekerasan. Hebat bukan? Mencatut nama agama untuk menghina dan mencari kekuasaan. Kita berhamba pada kenyamanan badan. Pada kekuasaan. Pada benda duniawi lainnya. Semua terjadi karena sesungguhnya kita sedang kekurangan energi; butuh perhatian.

Selain itu, kita tidak melakukan pesan tidak tertulis: Awaludfin Makrifatullah. Kenali Tuhan baru beragama. Jika mau sekeliling kita baik, kita mesti mulai dari diri sendiri. Kita bertaubat. Bertaubat berarti menyadari kesalahan kita dan tidak mengulangi lagi. Kesalahan kita adalah hanya melihat hal - hal yang kasat mata. 

Kita lupa bahwa Tuhan lebih dekat dari urat leher sendiri. Kita sering berlaku atas nama Tuhan namun kita lupa bahwa kita telah berbohong. Kita tidak mungkin membohongi Tuhan. Kita tidak mungkin membohongi diri sendiri. Telitilah dahulu sebelum berbuat. Benarkah perbuatan kita untuk kesejatheraan orang banyak atau hanya untuk kepentingan golongan, kelompok atau hanya untuk diri sendiri? 

Benarkah perbuatan kita selaras dengan sifat alam atau merusak alam serta sesama? 

Cara pandang atau Pola Pikir

Sejak dari zaman dahulu sampai sekarang penyakit manusia masih sama sehingga nabi atau utusan-Nya. Kehadiran mereka untuk menyampaikan berita baik agar kita hidup bahagia. Sayang sekali kita sering mengabaikan kehadiran mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun