Tepat jiwa bebas adanya. Pikiran kita yang tidak bebas. Dan pikiran kita yang menjadkan kita hidup dalam dunia yang berbeda. Pikiran kita adalah pencipta dunia ini....
Jika pikiran kita penuh dengan rasa syukur, kita merasa hidup dalam surga. Kita berada dalam lingkungan yang diberkahi karena sekeliling kita ada manusia yang senantiasa memahami kepentingan bersama. Kepentingan bersama berarti kepentingan yang menguntungkan bagi kehidupan bersama. Bukan bagi golongan, kelompok bahkan diri sendiri.
Jika anda merasa tidak beruntung berarti anda hidup dalam dunia sendiri. Inikah dunia yang dikatakan sama?
Anda tidak bisa memaksa saya hidup dalam dunia anda. Demikian pula sebaliknya. Saya tidak mungkin memaksakan pola pikiran atau dunia saya pada diri anda.
Dunia kita adalah dunia menurut pikiran kita masing-masing. Itulah sebabnya dunia benda di sekitar kita berkembang terus. Ada yang masih butuh rumah, di sisi lain ada yang bekerja untuk menyediakan rumah. Ada yang butuh mobil mewah, di sisi lain ada yang bekerja untuk dapatkan uang dengan memproduksi mobil mewah. Dua dunia yang beda...
Eksistensi dunia karena adanya friksi kepentingan. Bukankah api juga terjadi karena friksi atau gesekan antara dua benda? Karena ada friksi kepentingan antara satu dengan lainnya, maka dunia terus berkembang....
Jangan-jangan alam pun berkembang karena sejalan dengan kepentingan manusia???
Siapa yang tahu???
Jawabannya ada pada rumput yang bergoyamg...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H