Secara tegas dalam Alquran disebutkan:
- "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah...." (Al Qu'ran 3:110)
- "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang2 miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawatmu, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri"
Sudah banyak petuah dan peringatan para suci. Tidak ada sesuatu yang baru disampaikan. Nothing is new under the sun, kata nabi Sulaeman. Sayang masih banyak saja manusia mengabaikan hardware, neo-cortex yang sudah dibekalkan Allah. Begitu sombongkah manusia yang telah mensia-siakan karunia Ilahiah? Sedikit semangat untuk mengubah cara pandang dengan cara mangoptimalkan neo-cortex, new brain. Karena kebijakan Allah jua, mind dikembangkan oleh Allah sehingga kompatible dengan hardware. Ke duanya sudah pas. Betapa kebesaran Allah.
Ciri yang sudah menggunakan New brain/Neo-cotex:
Melayani sesama manusia berarti melayani Tuhan
Ungkapan ini benar bagi mereka yang melihat Wajah Allah di mana-mana; bagi mereka yang merasakan kehadiran Nya setiap saat; bagi mereka yang sadar bila kita semua berada di dalam Nya.
Bagi mereka yang menempatkan Tuhan jauh di atas, entah dimana, tentunya ungkapan ini kehilangan makna, tidak berbunyi sama sekali. Kemudian. Hubungan kita dengan Tuhan menjadi hubungan vertikal, dari bawah ke atas. Sementara hubungan dengan sesama menjadi horizontal, setara. Maka, berhamba atau mengabdi pada Tuhan tidak sama lagi dengan melayani sesama.
"Melayani sesama berarti melayani Tuhan" adalah ungkapan manusia spiritual yang tidak lagi terpengaruh oleh peta-peta yang serba membatasi dan membingungkan.
Ungkapan ini adalah pegangan bagi mereka yang telah mengubah setiap pekerjaannya-sekecil atau sebesar apa pun- menjadi ibadah. Ungkapan ini adalah pedoman hidup mereka yang beribadah dengan melayani sesama.
Mereka-mereka adalah para jivan-mukta- jiwa bebas merdeka- yang sudah tidak terperangkap oleh batas-batas manusia. Mereka berkarya demi kebaikan semua, kebahagiaan semua. Sebab itu, mereka selalu bahagia, selalu ceria.
Kesulitan tidak pernah mematahkan semangat mereka. Guncangan sebesar apa pun tidak mampu meluluhkan mereka. Bagaimana bisa? Walau tetap berbadan, jiwa mereka sudah manunggal dengan semesta, maka kekuatan mereka adalah kekuatan alam semesta (Karma Yoga by Anand Krishna, www.booksindonesia.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H