Mereka kemudian mengupas jahe-jahe yang telah dicuci bersih tadi, lalu memotong-motong jahe tersebut menjadi bagian yang kecil-kecil.
“Jahe-jahe ini perlu dipotong kecil-kecil agar mudah ketika diblender nanti’, demikian penjelasan Bapak dan Ibu Guru yang mendampingi kegiatan P5 hari itu.
Anak-anak tersebut tampak menikmati peran yang mereka ambil. Setiap anak memiliki tugasnya masing-masing. Mereka bahu-membahu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tidak ada kompetisi atau persaingan maupun perasaan mau menang sendiri. Masing-masing memiliki tanggung jawab atas perannya dalam membuat ekstrak jahe.
Sementara, Bapak dan Ibu Guru Pendamping bertugas mengarahkan saja dan sesekali turun tangan jika ada hal yang tidak dapat mereka lakukan sendiri. Anak-anaklah yang menjadi aktor utamanya.
Proses pembuatan ekstrak jahe lalu dilanjutkan dengan penyangraian. Khusus tahap ini, jahe yang telah diblender tadi dimasak di atas kompor sampai mongering. Kemudian ekstrak jahe yang sudah halus tadi diblender lagi sampai betul-betul halus.
“Kegiatan yang melelahkan, tapi sekaligus menyenangkan..”, ujar mereka.
"“Projek ini sungguh membuat anak-anak belajar banyak hal, terutama bekerja sama dengan tim untuk mencapai tujuannya…”, ujar Ibu Guru Pendamping.