Keutamaan saling bersilaturahim dalam kehidupan ini harus dipahami dengan baik. Hal itu ada dasar yang memperkuat bagaimana pentingnya bersilaturahim.Â
Sebuah riwayat dari Baginda Rasulullah yang disaksikan dan didengar sendiri oleh Sahabar Anas bin Malik RA, bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, barangsiapa ingin dilapangkan baginya rezekinya dan dipanjangkan untuknya umurnya hendaknya ia melakukan silaturahim. (HR. Bukhari dan Muslim).Â
Landasan kuat dari hadis tersebut karena perawinya adalah Bukhari dan Muslim yang sangat dikenal sebagai penemu hadis-hadis sahih sangat terpercaya padalevel satu.Â
Mari kita simak bersama apa saja yang bisa kita petik sebagai pelajaran yang terdapat di dalam hadis tersebut. Hadis ini sudah jelas memberikan gambaran tentang keutamaan silaturahim.Â
Dengan silaturahim maka akan mendatangkan kelapangan rezeki dan memperpanjang persaudaraan baik dengan kerabat maupun dengan sahabat.Â
Dengan silaturahim akan memunculkan rasa kasih sayang dan akan dilapangkan dengan doa saat meninggal dari para sahabat dan para kerabat. Doa tersebut sangat berarti bagi sosok hamba yang pergi untuk pulang ke HaribaanNya. Â
Apa yang dimaksud dalam hadis tersebut dengan kalimat diperpanjang usianya? Hal itu adalah tambahan keberkahan dari Allah sejalan dengan usia yang berjalan.Â
Kemudahan makna terdalam ketika sosok hamba melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan hal yang bermanfaat baginya bagi bekal di akhirat, serta terjaga dari kesia-siaan.Â
Selain hadis yang merupakan gambarn perilaku Rasulullah dalam perkataan dan perbuatan, silaturuhim juga bisa dilihat dari ayat Al Quran.Â
Dalam Al Quran ada setidaknya dua ayat menjelaskan makna sangat dalam dan begitu pentingnya dari sebuah silaturahim antara hamba-hamba Allah dalam menjalani kehidupan ini.Â
Kita simak sebuah ayat suci yaitu menjelaskan bahwa silaturahim adalah berbuat baik kepada kaum kerabat dan sanak famili.Â
Hal itu adalah salah satu syarat untuk bisa masuk surga secara bersama dengan keluarga dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkannya. (QS Ar-Ra'd: 21).Â
Begitu pula berkaitan dengan ilmu yang ada pada para Malaikat yang terdapat di Lauh Mahfudz. Perumpamaan ketika usia si fulan tertulis dalam Lauh Mahfuzh berumur 60 tahun.Â
Akan tetapi jika dia menyambung silaturahim, maka akan mendapatkan tambahan 40 tahun, dan Allah telah mengetahui apa yang akan terjadi padanya, apakah dia akan menyambung silaturahim ataukah tidak.Â
Penjelasan di atas adalah mempertegas dari makna Firman Allah yang menjelaskan bahwa  Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki (QS Ar Ra'd:39). Sesungguhnya hanya Allah Yang Maha Benar.Â
Semoga kita termasuk ke dalam hamba-hambaNya yang selalu menjaga silaturahim bagi sesama demi mencapai keridhoanNya. Aamiin.Â
@hensa17. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H