Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sekilas Dunia Riset Industri Gula Nasional

6 Desember 2024   22:35 Diperbarui: 9 Desember 2024   15:59 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Varietas-varietas tersebut adalah jenis tebu dengan kode PSBM 971, PSNX 052, PSNXI 943, PS Nusantara 053, PSKA 062 dan PSKA 095. Beberapa diantaranya masih dilakukan uji multilokasi yang cocok untuk area kondisi setempat. 

Lembaga riset yang berkedudukan di Pasuruan ini dengan dukungan penuh dari PTPN Group dalam hal ini PT Sinergi Gula Nusantara mendukung penuh dalam mengembangkan varietas unggul melalui PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) dengan Unit Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). 

Terbaru pada tahun 2024, tim peneliti berhasil merilis 4 Varietas Tebu yang siap diaplikasikan dalam Industri Gula Nasional. Varietas-varietas tersebut adalah PS 08-208 (PS Nusantara 081), PS 08-245 (PS Nusantara 082), PS 08-305 (PS Nusantara 083) dan PS 08-327 (PS Nusantara 084). 

Riset Off Farm, Diversifikasi Produk dan Pengelolaan Limbah 

Selain riset aplikatif yang sifatnya on farm, riset off farm juga dilakukan untuk memperbarui teknologi proses di pabrik. Tidak kalah pentingnya adalah pengembangan diversifikasi produk dan pengelolaan limbah. 

Pabrik-pabrik gula di Indonesia sebagian besar adalah peninggalan Belanda yang usianya sudah tua. Oleh karena itu diperlukan beberapa pembaruan mesin-mesin dengan yang lebih mutakhir dan penerapan teknologi terbaru. 

Efisiensi energi menjadi bagian penting untuk menciptakan biaya produksi yang kompetitif sehingga bisa mendapatkan laba perusahaan sesuai target. 

Begitu pula diversifikasi produk dengan memanfaatkan hasil samping seperti ampas tebu untuk bahan bakar ketel, blotong (filter cake), abu ketel yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk kompos. 

Sedangkan molases yang selama ini dijual kepada perusahaan MSG seperti Ajinomoto, sekarang dimanfaatkan sendiri oleh pabrik gula sebagai bahan baku pabrik Bioetanol milik PT Perkebunan Nusantara. 

Limbah cairnya dari pabrik juga dimanfaatkan sebagai air irigasi setelah melewati proses pengelolaan limbah cair. Beberapa PG sudah mengaplikasikan teknologi temuan P3GI yang disebut Sistem Aerasi Lanjut. 

Swasembada Gula Nasional 

Pemerintah saat ini terus berupaya melakukan percepatan untuk meningkatkan produksi maupun produktivitas tebu demi tercapainya swasembada gula nasional pada tahun 2028. 

Hal ini dilakukan sesuai dengan tindak lanjut dari Perpres Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan bioethanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun