Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

KAI Memang Keren Semakin Memanjakan Para Lansia

30 Oktober 2024   17:19 Diperbarui: 30 Oktober 2024   19:26 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Sumber Commuterline.id

Bicara Commuter Line yang dulunya dikenal sebagai KRL (Kereta Rel Listrik), saa ini semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat dari segi fasiltas dan pelayanan. 

Hal ini bisa dirasakan oleh semua pengguna Commuter Line yang kesehariannya menggunakan jasa transportasi ini. 

Sekitar tahun 1978 ketika masih kuliah di Bogor, moda transportasi KRL menjadi pilihan bagi para mahasiswa, selain para pegawai atau karyawan yang di Bogor sekitarnya tapi bekerja di Jakarta. 

Pada akhir pekan KRL selalu penuh dengan penumpang. Saat itu gerbong belum dilengkapi dengan AC seperti sekarang. 

Bisa dibayangkan sepanjang perjalanan tubuh ini didera udara panas. Belum lagi saat itu para pengamen dan pedagang asongan masih diperbolehkan berjualan di dalam gerbong kereta. 

Namun pada saat ini semua yang pernah mengendap dalam kenangan itu tidak akan ditemukan lagi karena PT KAI sudah mulai banyak berbenah. 

KRL sudah bertransformasi luar biasa. Kereta Rel Listrik itu yang sekarang dikenal dengan sebutan Commuter Line, jauh lebih nyaman. 

Gerbong gerbongnya sudah dilengkapi dengan AC sehingga terasa sejuk menemani setiap perjalanan. Bahkan attitude para pengguna sudah memperlihatkan kemajuan yang sangat berarti. 

Tentang hal attitude para penumpang, ada pengalaman menggelikan yang saya alami. Ketika itu saya naik Commuter Line dari Bekasi dengan tujuan Manggarai. 

Kereta Api saat itu dalam keadaan penuh karena pada jam berangkat kerja. Sayapun harus berdiri karena tidak ada tempat duduk yang kosong. 

Tetiba ada seorang gadis seumuran anak bungsu saya yang ramah menyapa dan menawarkan tempat duduk nya. 

Tentu saja saya menolak dengan halus masa lelaki diberikan fasilitas duduk dibandingkan wanita? Malu dong. Sayapun dengan ramah menolak tawaran tersebut. 

Pada saat turun di Stasiun Manggarai tidak sengaja di dekat pintu ada tulisan yang tertera disana yaitu prioritas kan lansia, ibu hamil dan penyandang disabilitas. 

Membaca tulisan itu baru saya tersadar sambil tersenyum. Oh pantesan tadi gadis itu menawarkan tempat duduk nya. 

Baru sadar ternyata saya ini sudah lansia hampir menginjak usia kepala tujuh. Aya-aya wae dalam hati sambil senyum-senyum sendiri. Sok gagah-gagahan sudah lansia masih nekad berdiri dari Bekasi sampai Manggarai yang bikin lutut kesemutan wkwkwkwk. 

Selain kejadian tersebut, ada satu lagi kisah menggelikan pernah saya alami di Commuter Line yang sangat berkesan. 

Sore itu pada hari Jumat adalah waktu pulang kerja para pegawai dan karyawan dari tempat kerja mereka. Saat itu di Stasiun Manggarai, saya masih terpaku harap-harap cemas karena sudah ada dua kereta lewat tetapi semuanya penuh. 

Kemudian kereta ketiga pun tiba, ternyata masih tetap penuh, namanya juga jam pulang kerja, sudah pasti penuh. 

Saya harus memutuskan ikut berdesakkan atau terlambat menuju Stasiun Jatinegara dan ketinggalan Argo Parahyangan. 

Saat itu saya menghampiri Bapak Masinis di Kereta paling depan sambil menanyakan apakah ini jurusan Bekasi? 

Pak Masinis dengan ramah menjawab : "Benar Pak. Silakan Bapak naik saja!",sambil mempersilakan untuk naik di kereta paling depan tersebut. 

Dengan hati senang sayapun naik ternyata gerbong paling depan ini tidak begitu berdesakkan. Pintu tertutup dan kereta berangkat. 

Selama perjalnanan pendek itu saya perhatikan kok penumpangnya wanita semua? 

Ya Tuhan saya baru tersadar ternyata gerbong ini memang khusus diperuntukan untuk wanita. Saat itu ada jejaka lansia di sarang para perawan. Wkwkwkwkwkw. 

Untung saja dari Manggarai hanya 4-5 menit saja waktu yang ditempuh menuju Stasiun Jatinegara sehingga saya tidak harus gugup ada di tengah sarang para perawan. 

Namun selama perjalanan, Mbak-Mbak yang ada di gerbong itu, tidak ada satupun yang memprotes kehadiran saya. 

Malah saya diberikan tempat, mungkin mereka melihat sosok lansia yang harus dilindungi seperti Pak Masinis yang mengizinkan saya masuk gerbong untuk wanita. 

Duh sangat mengharukan dengan pengalaman-pengalaman tersebut. Para lansia patut berterima kasih,selain mendapatkan reduksi tarif untuk tiket, juga selalu mendapatkan perlindungan selama perjalanan. 

Semuanya menunjukkan segi humanis dan rasa hormat kepada sesama penumpang. Suatu hal yang benar-benar mereka terapkan dalam mewujudkan transportasi yang ramah dan nyaman. 

Semoga PT KAI terus maju semakin jaya, semakin dicintai oleh masyarakat Indonesia. Aamiin. 

Salam @hensa17. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun