“Nanti kukirim alamat rumahku di Malang melalui ponsel saja. Kamu harus datang mengunjungiku ya.”
“Kenapa tidak sekarang saja katakan alamat rumahmu!”
“Tidak kenapa-kenapa. Biar kamu penasaran,” kata Tria sambil tertawa. Aku hanya bisa garuk-garuk kepala.
“Baiklah Bos! Nanti aku akan bersilaturahmi ke rumahmu sambil berkenalan dengan suami dan anak gadismu.”
“Oke Hen! Pertemuan ini sangat menyenangkan. Kutunggu kunjunganmu,” harap Tria dengan suara yang mantap.
Alamat rumahnya ternyata di sebuah perumahan dekat Terminal Arjosari. Kulihat alamat itu dalam google map. Sebuah rumah asri berpagar hijau muda. Ada Taman mungil di halaman depan.
Aku membuka pintu pagar ternyata tidak dikunci. Di depan pintu ruang tamu itu kuucapkan salam dan terdengar balasan dari Tria. Wanita cantik itu sudah berdiri di depanku sambil tersenyum.
“Akhirnya kamu datang juga. Ayo masuk Hen!” Tria mempersilakan aku masuk.
“Rumah yang penuh dengan senyum. Tria sudah lama tinggal di sini?” Tanyaku.
“Sudah dua tahun tinggal di sini?”
“Lama dua tahun tapi kenapa baru mengabariku kemarin?”