Usai Olimpiade Paris 2024 berakhir, siapakah penerus Gregoria Mariska Tunjung sebagai sosok pebulutangkis penyumbang medali bagi Indonesia.
Sejak Olimpiade Barcelona 1992, bulutangkis selalu menyumbang medali bagi kontingen Indonesia, kecuali pada Olimpiade London 2012.Â
Bahkan dalam keikutsertaannya di olimpiade, medali emas selalu mereka persembahkan di cabang bulutangkis kecuali tahun 2012 dan 2024.
Pada tahun 2012 di London, bulutangkis tidak satupun medali diraih sedangkan di edisi tahun 2024 masih bisa meraih medali perunggu oleh tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.Â
Atlit bulutangkis peraih emas olimpiade adalah Susi Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992.Â
Pada edisi 1996 di Atalanata giliran Ricky Subagja dan Rexy Mainaki. Edisi tahun 2000 di Sydney yaitu Toni Gunawan dan Candra Wijaya.Â
Di ajang Olimpiade Athena 2004 giliran Taufik Hidayat meraih emas. Lalu 4 tahun berikutnya tahun 2008 di Beijing peraih emas adalah Markis Kido dan Hendra Setiawan.Â
Tahun 2012 di London bulutangkis nihil medali merupakan prestasi paling terpuruk cabang bulutangkis. Baru pada tahun 2016 di Rio Tontowi Ahmada dan Liliana Natsir meraih emas.Â
Olimpiade 2020 di Tokyo yang berlangsung tahun 2021 karena pandemi, giliran Greysia Poli dan Apriyani meraih emas terakhir.Â
Pada Olimpiade Paris 2024 hampir saja bulutangkis tidak meraih medali seperti terjadi pada Olimpiade London 2012, karena pemain-pemain berguguran di babak penyisihan kecuali Gregoria Mariska Tunjung.Â
Gregoria berhasil lolos ke babak semi final dan meraih perunggu. Kim Ga Eun asalKorea Selatan disingkirkan Gregoria di 16 besar. Giliran pemain tangguh asal Thailand, Ratchanok Intanon menyerah di tangan Grego di perempat final.Â
Namun pada semi final Grego harus tunuk pada unggulan pertama ranking  1 Dunia asal Korea Selatan, An Se Young yang akhirnya merebut emas.Â
Kendati demikian Gregoria berhasil menyelamatkan wajah cabang bulutangkis yang selama ini memiliki tradisi meraih medali olimpiade.Â
Setelah ajang Dunia tersebut usai pada Minggu 11 Agustua 2024, maka 4 tahun mendatang sudah menunggu Olimpiade Los Angeles 2028.Â
Siapakah kandidat penerus Gregoria Mariska untuk menghadapi Olimpiade Los Angeles 2028? Mari kita simak ulasan berikut ini.Â
Saat ini tepat 11 Agustus 2024, Gregoria Mariska tepat berusia 25 tahun. Hal itu berarti 4 tahun ke depan, tunggal putri terbaik Indonesia ini masih berusia 29 tahun dan memiliki kesempatan untuk berkiprah di Olimpade Los Angelse 2028.Â
Berharap Gregoria masih mau berkarir di bulutangkis tidak segera menuju ke pelaminan bersama tunangannya saat ini, Mikha Angelo, seorang musisi Indonesia. Â
Kandidat yang bisa mendampingi Gregoria ke Olimpiade Los Angeles 2028 adalah Ester Nuruni Triwardoyo, Putri Kusumawadini dan Komang Ayu Cahya Dewi. Tiga pebulutangkis putri ini paling berpotensi meraih tiket ke olimpiade 4 tahun lagi.Â
1. Ester Nurumi Tri WardoyoÂ
Sosok gadis kelahiran Jayapura Papua berusia 19 tahun ini adalah yang paling potensial bisa meraih tiket Olimpiade Los Angeles 2028. Peringkat Dunia BWF saat ini ada pada ranking 23 seperti rilis Badminton World Federation (BWF)Â sejak 30 Juli 2024.Â
Ester mengalami lonjakan peringkat sejak Januari 2024 yang masih memiliki ranking Dunia BWF di posisi 50 menjadi raking Dunia BWF 23 pada Juli 2024. Untuk lolos ke olimpiade minimal harus memiliki raking 16 Dunia BWF.Â
Lonjakan yang signifikan ini berkat prestasi Ester pada beberapa turnamen BWF World Tour tahun 2024. Terakhir Ester berhasil menjadi runner up Australia Open 2024 yang memiliki level turnmaen Super 500. Â
Saat itu Ester harus mengakui keunggylan pemain asal Jepang yang lebih seior, Aya Ohori di babak final dengan menjalai laga 3 gim yang ketat yaitu 21-17, 19-21 dan 16-21.Â
Dalam 4 tahun ke depan Ester harus bisa meningkatkan rankingnya dari posisi saat ini peringkat 23 Dunia BWF ke posisi 16 besar atau bahkan menuju ke 10 besar. Hal itu bukan mustahil jika Ester mau bekerja keras menghadapi setiap turnamen.
2. Putri Kusuma WardaniÂ
Putri yang lahir tahun 2002, saat ini  ada pada posisi rangking 34 Dunia BWF. Prestasinya ang trun naik sangat berpnegaruh pada ranking dunia gadis kelahiran tahun Ranking tertinggi yang pernah dicapainya adalah peringkat 28 Dunia BWF yaitu pada 21 November 2023.Â
Turnamen terakhir yang diikuti oleh Putri adalah Australia Open yang harus kandas di babak perempat final kalah dari Aya Ohori dengan 3 gim yaitu 12-21, 23-21 dan 16-21.Â
Dalam ajang tersebut, Putri berhasil menyingkirkan pemain senior Thailand,Ratchanok Intanon di babak 16 besar dengan dua gim, 21-19 dan 21-19.Â
Semoga Putri bisa terus meningkatkan grafik permainannya dalam ajang tur Dunia pada kesempatan mendatang untuk meraih ranking terbaiknya.Â
3. Komang Ayu Cahya Dewi.Â
Gadis Bali yang lahir tahun 2002 ini memiliki raking 40 Dunia BWF. Untuk mencapai ranking yang aman menuju olimpiade membutuhkan kerja keras.Â
Namun selama kinerja Komang Ayu masih menjanjikan prestasi lebih baik dari yang dicapai sebelumnya. Dari turnamen terakhir yang dia ikuti di Taipei Open 2024, Komang berhasil menundukkan rekannya di Pelatnas, Ester Nuruni padababak perempat final.
Kemenangan atas Ester sebagai revans ketika Komang kalah di ajang Autralia Open sepekan sebelumnya pada babak perempat final
Masih ada waktu untuk memperbaiki kinerja dalam upaya meningkatkan peringkatDunia para tunggalputri kita dalam menghadapi Olimpiade Los Angeles2028. Bravo Merah Putih.Â
Salam badminton @hensa17. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H