Gregoria Mariska Tunjung telah memecahkan rekor penantian tunggal putri bulutangkis kita yang sudah 16 tahun tidak pernah berhasil lolos ke semi final Olimpiade.Â
Hal itu terjadi setelah menang atas Ratchanok Intanon dengan skor 25-23 dan 21-9 di babak perempat final, Gregoria berhak lolos ke semi final Olimpiade Paris 2024.Â
Pada Olimpiade Beijing 2008, Maria Kristin menjadi pebulutangkis putri terakhir yang bisa melangkah hingga babak semi final.Â
Hanya sangat disayangkan pada babak semifinal langkah Maria Kristin harus terhenti karena kalah dari tunggal putri tuan rumah andalan China.Â
Saat itu Maria Kristin harus mengakui keunggulan Zhang Ning dengan skor dua gim langsung 15-21, 15-21 sehingga gagal ke final.Â
Saat ini pada Olimpiade Paris 2024, Gregoria seolah melakukan napak tilas yang dilakukan oleh Maria Kristin karena keberhasilannya lolos ke semi final.Â
Hanya saja harapan masyarakat Indonesia pada semi final ini, Gregoria tidak senasib seperti ketika Maria Kristin terhenti dan gagal ke final.Â
Semoga Gregoria bisa mengatasi lawan di semi final menghadapi An Se Young. Kendati hal itu bukan pekerjaan yang mudah mengalahkan tunggal putri Korea Selatan ranking satu Dunia tersebut.Â
Setidaknya Gregoria yang akrab dipanggil dengan Jorji sudah membuktikan bagaimana dirinya berjuang sampai titik keringat penghabisan ketika menghadapi Kim Ga Eun di 16 besar dan Ratchanok Intanon di perempat final.Â
Pada babak knock out itu Jorji telah memberikan bukti nyata dimana daya juang sosok putri asal Wonogiri berusia 24 tahun itu patut menjadi teladan pebulutangkis Pelatnas yang turun di Olimpiade.Â
Bermain di ajang sebesar olimpiade, bukan hanya dibutuhkan teknik tinggi dan taktik cerdas tetapi juga daya juang tanpa kenal menyerah dengan mentalitas kuat.Â
Hal inilah yang sudah ditujukan Gregoria Mariska Tunjung  dalam dua laga terakhirnya. Mari kita simak seberat apa daya  juang sosok Jorji di dua laga tersebut.Â
Lawan Kim Ga Eun di 16 BesarÂ
Setelah lolos dari fase grup, Jorji harus berhadapan lawan tunggal putri asal Korea Selatan yang terkenal ulet, Kim Ga Eun di babak 16 besar.Â
Mari kita lihat grafik di atas yang menggambarkan performa kedua pemain pada gim ketiga yang merupakan gim penentuan. Grafik berwarna kuning itu adalah performa Jorji sedangkan yang biru milik Kim Ga Eun. Â
Setelah di gim pertama Jorji unggul 21-4 lalu dibalas pada gim kedua giliran Kim Ga Eun menang 21-8, maka pada gim ketiga adalah penentuan siapa yang berhak lolos ke perempat final.Â
Pada awal-awal Jorji sudah tertinggal 0-2 dan baru menyamakan kedudukan 3-3. Kim Ga Eun kembali mengungguli Jorji pada kedudukan 7-4.Â
Walaupun Jorji berhasil kembali menyamakan kedudukan menjadi 7-7, tapi Kim berhasil menutup interval pada gim ketiga ini dengan 11-8.Â
Usai istirahat sebentar, Jorji mulai bangkit mengejar ketinggalan pengumpulan poin dari Kim. Tiga angka berturut-turut berhasil diraih untuk menyamakan kedudukan menjadi 11-11.Â
Sejak kedudukan ini, angka susul menyusul bahkan Jorji sempat unggul 14-12 sebelum akhirnya disamakan Kim menjadi 14-14.Â
Pengumpulan angka selanjutnya hanya memiliki jarak satu poin dimana Kim selalu unggul lalu disamakan Jorji demikian seterusnya.Â
Pada momen-momen kritis ini Jorji sangat konsisten mengendalikan permainan sehingga Jorji lebih dulu unggul pada kedudukan 20-19, match poin.Â
Ternyata Kim berhasil memaksakan set point dengan menyamakan kedudukan 20-20. Kembali Jorji unggul 21-20, disamakan Kim menjadi 21-21.Â
Sejak itu akhirnya Jorji berhasil menutup gim ini dengan 23-21 untuk memenangkan laga yang membawanya lolos ke perempat final Olimpiade Paris 2024.Â
Lawan Ratchanok Intanon di Perempat FinalÂ
Pertemuan dengan Ratchanok Intanon ini adalah yang ke-10 dimana Jorji memiliki rekor kekalahan 8 laga dan hanya meraih kemenangan satu laga yang terjadi di ajang Piala Uber 2024.Â
Rupanya pengalaman menang pada ajang Uber Cup itu dijadikan pelajaran bagi Jorji dalam menghadapi Intanon yang terkenal ulet dan kuat dalam bertahan.Â
Dalam laga ini Jorji menang dua gim langsung 25-23 dan 21-9. Grafik di bawah ini menunjukkan performa kedua pemain dimana grafik warna biru adalah milik Jorji sedangkan warna kuning milik Intanon.
Mengamati grafik tersebut bisa kita simak dari poin pertama, kedua pemain sangat ketat mengumpulkan angka. Permainanpun berjalan dengan cepat saling menjatuhkan secepat mungkin.Â
Hingga memasuki interval gim pertama Jorji hanya unggul 11-10. Setelah beristirahat sejenak, pertandingan dilanjutkan kembali dengan pengumpulan angka yang ketat.Â
Jorji baru tertinggal ketika pada kedudukan 15-15, Intanon berhasil meraih 3 angka bertutur-turut menjadi 18-15. Momen tersebut sangat berbahaya bagi Jorji.Â
Untung saja tunggal putri Indonesia ini berhasil meraih dua angka menjadi 17-18 sebelum Intanon kembali meraih 19-17. Ini adalah momen-momen kritis yang harus dihadapi dengan mental baja.Â
Dengan tekad kuat akhirnya Jorji berhasil meraih 3 angka berturut-turut untuk unggul menjadi 20-19. Haya tinggal satu angka, gim pertama dalam genggaman Jorji.Â
Namun Intanon adalah sosok yang tak kenal menyerah, dia berhasil meraih angka untuk menyamakan kedudukan menjadi 20-20 memaksakan laga diselesaikan dengan set point.Â
Sebanyak tiga kali Jorji menggagalkan gim poin dari Intanon yaitu pada posisi 21-20, 22-21 dan 23-22. Setelah itu Jorji berbalik meraih posisi unggul 24-23 dan satu poin berhasil diraih untuk menutup gim ini dengan 25-23.Â
Sungguh ini adalah laga yang menguras tenaga dan mental serta teknik tinggi dan taktik cerdas. Dan, Jorji sudah menunaikan tugas tersebut dengan sukses.Â
Dalam laga menghadapi Intanon tersebut, gim pertama merupakan kunci kemenangan bagi Jorji. Apalagi dengan skor yang ketat dan menguras tenaga sehingga membuat Intanon harus bekerja keras pada gim kedua agar bisa meraih kemenangan.Â
Ternyata ini menjadi beban sendiri bagi tunggal putri senior asal Thailand yang berusia 29 tahun ini. Terlihat Intanon mulai tercecer melayani permainan Jorji dengan lob-lob serangnya dan netting tipisnya serta smash ke tempat kosong.Â
Kita bisa melihat gambarannya seperti disajikan pada grafik di atas. Terlihat Intanon hanya mampu melayani permainan Jorji pada angka 6 dengan tetinggal jauh.Â
Sempat meraih 3 angka menjadi 9 tapi Jorji sudah tidak bisa dibendung untuk meraih kemenangan pada laga perempat final ini sekaligus lolos ke semi final menghadapi An Se young.Â
Catat laga semi final berlangsung Minggu (4/8/24) mulai pukul 13.30 WIB. Laga pertama Jorji berhadapan lawan An Se young dan laga semifinal lainnya saling berhadapan Carolina Marin menghadapi He Bing Jiao.Â
Gregoria Mariska Tunjung selamat berjuang. Kita menjadi saksi sejarah bagi medali Olimpiade. Bravo Merah Putih.Â
Salam badminton @hensa17.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H