Menjadi manusia sempurna? Sebuah pertanyaan yang jawabannya sangat mudah. Tidak mungkin. Manusia itu adalah tempatnya segala kekurangan. Tidak ada yang sempurna kecuali Allah, Dzat Yang Maha Sempurna.Â
Bagaimanapun sosok manusia yang terus berusaha keras untuk mencari kesempurnaan, maka hanya akan membuat hati menjadi kecewa karena tidak mungkin berhasil.Â
Manusia itu selalu merasa kurang. Buktinya banyak manusia yang sulit untuk bersyukur, karena selalu merasa kurang.Â
Jika sudah berhasil mencapai semua yang diinginkan, maka dia tetap belum puas atas dahaga nafsunya.Â
Oleh karena itu akan terus mengejar hal lain agar kepuasannya terpenuhi. Begitulah seterusnya, tidak pernah ada akhirnya.Â
Baca juga: Waspada dengan Jebakan KenikmatanMereka itu seakan sedang mengejar kesempurnaan yang semu. Karena hal itu sebenarnya bukanlah jawaban bagi kita yang ingin mencapai hidup bahagia.Â
Lebih banyak bersyukur dan berbesar hati menerima semua kekurangan yang dimiliki adalah lebih baik.Â
Hal itu menggambarkan wujud dari seorang hamba yang taat dan tahu diri. Mampu menempatkan posisi sebagai hamba di depan Khaliqnya.Â
Kesempurnaan dan ketidaksempurnaan hanyalah ilusi yang dibuat berdasarkan kriteria sendiri.Â
Sehingga banyak yang melupakan rasa terima kasih bagi diri sendiri dan rasa syukur yang terpanjat kepada Allah.Â
Padahal dengan senantiasa bersyukur kepada yang Maha Sempurna itu yang akan membuat hati ini menjadi tenang.Â
Maka dari itu, marilah kita menerima segala kekurangan diri dan mensyukuri atas kelebihan yang kita miliki.Â
Menyadari bahwa hidup kita tidaklah sempurna, hal itu mengajarkan kita untuk berproses ke arah yang lebih baik.Â
Sedangkan pada saat adanya upaya yang terlalu mengejar kesempurnaan, maka justru akan mengurangi rasa syukur atas diri kita sebagai manusia.Â
"Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." (QS. As-Sajdah 9). Â
Demikianlah tabiat manusia, memang sangat sedikit sekali yang bersyukur. Allah Yang Maha Rahman, mengulang-ulang kalimat mulia FirmanNya dalam Surat Ar-Rahman 77. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Ayat-ayat dalam Surat Rahman itu mengingatkan kita agar terhindar dari kufur nikmat yang diberikan Allah tidak terhitung dengan jumlah bilangan apapun yang ada.Â
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An-Nahl:18).Â
Semoga Allah SWT senantiasa mengaruniakan hidayahNya kepada kita semua sehingga kita tetap istiqamah dalam bersyukur atas segala nikmat yang diberikan.Â
Salam bahagia @hensa17.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H