Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hidup Ini adalah Ujian

15 Mei 2024   05:18 Diperbarui: 15 Mei 2024   17:44 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan di Dunia ini adalah tempatnya untuk  menerima ujian. Hal itu harus kita sadari dalam keseharian, kita menjalani kehidupan, ujian selalu datang.

Mari kita simak sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Hurairah RA yang mnejadi saksi bahwa Rasulullah SAW bersabda: 

"Manusia yang paling berat cobaannya ialah para Nabi, kemudian orang-orang Saleh, lalu orang yang terkemuka. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya diperberat pula (Hadits Riwayat Tirmidzi). 

Pelajaran yang bisa diambil hikmahnya dari hadits tersebut adalah sangat  bermanfaat agar bisa memahami segala ujian yang mungkin harus dihadapi selama menjalani hidup ini. 

Hadits tersebut menjelaskan bahwa suatu hal yang pasti terjadi adalah selama hidup ini Allah SWT akan menguji hamba-hambaNya yang beriman. 

Ujian dari Allah tersebut adalah sebuah keniscayaan. Besar-kecilnya ujian atau berat-ringannya ujian yang diberikan sesuai dengan kadar keimanan. 

Namun yang jelas Allah sudah menjamin dalam FirmanNya bahwa setiap hamba-hambaNya akan menerima cobaan sesuai dengan kemampuannya. 

Seorang mukmin yang makin bertambah imannya, maka semakin besar pula ujian yang harus diterimanya. Demikian pula sebaliknya. 

Pernyataan-pernyataan tersebut selain dari hadits Nabi juga banyak tercantum dalam ayat Al Quran. Allah pasti akan menguji hamba-hambaNya yang beriman sesuai dengan kadar iman masing-masing. 

Barang siapa yang ketika fitnah syubhat (perkara yang samar) itu datang, lalu imannya tetap kokoh dan dapat menolak dengan kebenaran yang dipegangnya. Ini adalah hamba yang teruji. 

Namun ketika fitnah syahwat datang, tapi dia tidak mampu menghindarinya dan berbuat dosa dan maksiat, maka inilah hamba yang tersesat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun