Menurut Allah SWT dalam Alquran, ada beberapa sebab mengapa manusia banyak yang dibutakan di akhirat.Â
Penyebab manusia dibutakan di akhirat adalah karena mereka membutakan diri selama hidup di dunia.Â
Kalau di dunia mereka membutakan diri, maka di akhirat mereka akan dibutakan Allah. Mari kita simak FirmanNya: Â
"Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)." (Q.S Al-Isra' 72).Â
Hati mereka buta dari ilmu dan iman, sehingga tertutup dari hidayah Allah. Begitu pula karena hidayah Allah terhalang oleh kebutaan hati, maka mereka jauh dari melakukan amal shaleh.Â
Oleh sebab itu kita harus mampu menjaga hati dari segala kontaminan di sekitarnya. Terutama kotoran yang akan mengganggu keimanan dalam hati kita.Â
Seorang manusia tidak akan mampu mengenal Tuhannya (makrifatullah) bila tidak mengenal dirinya sendiri.Â
Dia juga tidak akan mampu mengenal dirinya bila ia tidak mengenal hatinya.Â
Kebanyakan manusia tidak mampu mengenal hati dan dirinya. Seakan ada hijab tebal yang menutupi hati, hingga terhalang dari musyahadah (penyaksian), muraqabah (mendekati), dan mengenal sifat-sifat Allah.Â
Imam Al-Ghazali, seorang Sufi dan Ulama besar yang pernah hadir di Dunia ini menjelaskan dengan gamblang tentang seluk-beluk hati.Â
Peran hati dalam kehidupan manusia sangat sentral. Hati atau Qolbu menurut Imam Ghazali memiliki keajaiban sifat-sifat dan perilaku yang berporos pada makna empat kata inti yaitu al-qalb (hati), ar-Ruh (jiwa), an-nafs (nafsu), dan al-aql (akal).Â