Perkataan itu harus sesuai dengan perbuatan. Hal itu maksudnya adalah apa-apa yang dikatakan dalam sebuah nasihat harus sudah pernah dikerjakan sebelum orang itu memberikan nasihat.Â
Berkaitan dengan hal tesebut mari kita simak sebuah hadits Rasulullah SAW yaitu riwayat dari sosok sahabat beliau, Usamah bin Zaid bin Haritsah RA.Â
Sahabat Rasulullah itu menjadi saksi bahwa dirinya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'akan didatangkan seseorang lelaki pada hari kiamat, kemudian dilemparkan ke dalam neraka, lalu keluarlah isi perutnya - usus-ususnya, terus berputarlah orang tadi pada isi perutnya sebagaimana seekor keledai mengelilingi gilingan.Â
Para ahli neraka berkumpul di sekelilingnya lalu bertanya, mengapa engkau ini hai Fulan? Bukankah engkau dahulu suka memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran?
Orang tersebut lalu menjawab, 'benar, saya dahulu memerintahkan kepada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak melakukannya, dan saya melarang dari kemungkaran, tetapi saya sendiri mengerjakannya. (HR Muttafaq 'alaih).Â
Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari hadits tersebut? Tentu saja banyak. Â
Hikmah yang bisa kita ambil pelajaran yang terdapat di dalam hadits tersebut adalah bahwa seseorang itu tidak cukup hanya dengan belajar saja, tapi juga harus mengamalkan ilmunya.Â
Hal itu karena ilmu tanpa amal hanyalah menjadi hujjah yang menimpa pemiliknya. Sehingga ilmu itu bukan ilmu yang bermanfaat kecuali bila disertai dengan pengamalan yang berguba bagi sesama.Â
Orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya, maka dirinya adalah orang yang dimurkai Allah. Ilmu yang dia miliki tidak bermanfaat.Â
Penyebabnya karena jika dia berilmu, maka dia sudah mengetahui kebenaran tapi tidak mengamalkannya malah meninggalkannya. Sama juga dengan orang berilmu itu tidak bermanfaat bagi sesama.Â
Sosok yang berilmu tetapi tidak mampu mengamalkan ilmunya, maka dirinya akan dijauhi oleh sesama.Â
Hal itu berkaitan dengan tabiat manusia selalu mengambil teladan dari mereka yang mampu menyelaraskan dengan baik antara ilmu dan amal.Â
Ilmu dan amal itu harus selaras. Ilmu dengan amal akan berbuah pahala. Rasulullah pernah berkata bahwa orang berilmu tapi tidak mengamalkannya ibarat lilin yang menyala tetapi membakar dirinya sendiri.Â
Ulama besar, Al-Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah RA pernah mengatakan bahwa jiwa-jiwa itu diciptakan dengan memiliki fitrah atau tabiat dasar yaitu enggan mau mengambil manfaat dari ucapan orang yang tidak mengamalkan ilmunya dan terlebih dia sendiri tidak mendapatkan manfaat dari ilmunya tersebut.Â
Orang-orang yang berilmu selain mampu mengamalkannya bagi sesama juga mereka yang berilmu harus menjadi teladan bagi sesaama dengan ilmu yang mereka sudah kerjakan.Â
Terutama bagi mereka yang melakukan dakwah. Mereka harus sudah mengerjakan apa-apa yang mereka dakwahkan kepada umat. Mereka harus menjadi teladan umat dengan mengamalkan ilmunya untuk dirinya sendiri.Â
Allah sanga tidak menyukai seorang hamba yang hanya pandai mengatakan dan menasihati umat, sementara dirinya tidak pernah melaksanakan nasihat-nasihat tersebut.Â
Mari kita simak  FirmanNya dalam Al Quran berikut ini.Â
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan". (Surat Ash-Shaff: 2-3).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H