Para ulama besar selalu mengingatkan bahwa sesungguhnya pahala itu tergantung pada kesabaran seseorang saat mendapatkan musibah.Â
Pada dasarnya cobaan dan ujian yang Allah berikan kepada hambaNya adalah bukti cintaNya kepada hamba tersebut.Â
Maka sudah selayaknya bagi kita dalam menghadapi ujian dan cobaan itu harus dihadapi dengan rasa ikhlas dan tanggung jawab.Â
Lebih baik lagi bagi kita yang mampu menerima segala ujian dan cobaan yang Allah berikan tersebut menjadi satu kewajiban untk menerimanya dengan kepasrahan dan keridhaan.Â
Jangan sekali-kali menjalani ujian dan cobaan tersebut dengan perasaan jengkel, menggerutu dan berkeluh kesah.Â
Pada kenyataannya banyak di antara kita dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah tersebut disikapi dengan beragam reaksi.Â
Ada yang menerimanya dengan penuh keridhoan, dengan lapang dada, tetapi ada pula yang menerima cobaan dengan berkeluh kesah dan berburuk sangka kepada Allah SWT.Â
Penengasan satu kaedah bahwa sebuah balasan pahala itu sesuai dengan perbuatan amal ibadah seorang hamba.Â
Kaedah itu bermakna bahwa Allah akan memberikan keridhoan kepada hamba-hambaNya yang menerima ujian dan cobaan dengan keridhoan pula.Â
Begitu pula Allah akan memberikan kebencian kepada hamba-hambaNya yang menerima ujian dan cobaan dengan rasa kebencian pula.Â
Penetapan sebutan Ridha dan Benci bagi Allah tersebut adalah sesuai dengan keagungan dan kemuliaanNya.Â