Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gadis Berambut Panjang di KRL Bogor - Manggarai

4 Mei 2024   18:20 Diperbarui: 4 Mei 2024   18:48 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak seperti pada tahun-tahun pertama, kini aku tidak perlu terburu-buru mengejar KRL terpagi di Stasiun Bogor untuk mendapatkan tempat duduk menuju UI di Depok. 

Sudah tiga bulan ini jadwal keberangkatanku bisa aku tentukan sendiri sesuai dengan jadwal janji dengan Dosen Pembimbing. 

Setelah tiga bulan dalam bimbingan Thesis, bahkan mulai minggu ini aku hanya setiap Rabu dan Sabtu saja memenuhi jadwal bimbinganku. 

Seperti pada Rabu pagi ini, sejak pukul 9.00 aku sudah berada di gerbong KRL, duduk dengan manis di deretan kursi yang relatif kosong karena pada jam-jam tersebut memang sudah sepi dari para pengguna KRL yang bekerja di Jakarta. 

Hanya menunggu 10 menit saja KRL berangkat menuju arah Manggarai Jakarta. Biasanya sampai di Stasiun UI sekitar satu jam kemudian tiba di sana. 

Pemberhentian pertama adalah Stasiun Cilebut. Hanya beberapa saat, KRL kembali berangkat menuju Stasiun Bojonggede. 

Saat berhenti dan pintu KRL terbuka, aku melihat seorang gadis berambut panjang itu naik dan duduk persis di depanku. 

Ini adalah yang kedua kali aku bertemu dengannya. Pertemuan yang pertama Rabu pekan lalu pada jam sama di stasiun yang sama. 

Aku seringkali mencuri pandang ke arah gadis semampai berkulit putih itu. Mubazir wajah cantiknya itu diterlantarkan begitu saja. 

Gadis berparas cantik dengan sepasang mata indah dan kedua alisnya yang hitam menunjukkan sosok pribadi yang tegas. 

Hidung mancung dan bibir ramah saat tersenyum bisa menenteramkan hati yang gundah. Aku yakin pasti ramah pula tutur kata dari bibir menggemaskan itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun