Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Membaca Buku Saat Berpuasa di Bulan Ramadan

27 Maret 2024   08:26 Diperbarui: 27 Maret 2024   08:28 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Buku sebagai bacaan di bulan Ramadan (Foto Dokpri). 

Pada bulan Ramadan ini sesungguhnya bacaan terbaik adalah Al Quran. Hal itu sangat jelas dengan membaca Al Quran kita akan mendapatkan ilmu dari memahami, mempelajari atau mengkaji ayat demi ayat beserta tafsirnya. 

Selain itu, kita mendapatkan pahala berlipat ganda dari Allah. Apalagi bisa sampai melakukan tadarus Al Quran dengan mengkhatam kan sebanyak 30 juz. 

Namun di luar aktivitas Tadarus Al Quran, mungkin kita juga bisa melakukan kegiatan membaca buku-buku yang bisa bermanfaat bagi pengetahuan kita. 

Bagi saya pilihan buku-buku tersebut sengaja dipilih yang masuk dalam kategori religi. Pertimbangannya pada usia hampir Kepala Tujuh ini, sudah seharusnya lebih mendalami ilmu-ilmu tentang agama sebanyak mungkin. 

Saat ini saya memilih dua buku untuk dibaca selama mengisi hari-hari pada bulan Ramadan. 

Kegiatan membaca biasanya dilakukan pada siang hari. Pada malam hari lebih banyak digunakan waktu untuk sholat tarawih dan tadarus Al Quran. 

Dua buku tersebut adalah karya Al Ghazali dengan judul Metode Menjemput Kematian. Satu buku lagi karya Dr Umar Sulaeman Al Asykar dengan judul Kisah-Kisah Gaib dalam Hadits Shahih. 

Buku berjudul Metode Menjemput Kematian berisi petuah-petuah dari penulis besar Al Ghazali ini bagaimana kita bisa mempersiapkan diri agar mampu menghadapi datangnya azal. 

Jika hanya sekedar membaca sih mudah, yang sukar itu adalah memahami sedalam mungkin isi buku ini. Banyak sekali ilmu yang harus dipahami secara mendalam. 

Pada bab yang berisi dengan keutamaan banyak mengingat kematian, bahasa yang dituliskan sangat tinggi nilai filosofinya. 

Sebuah hadits Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu ingat pada kematian. 

Dalam realita sehari-hari kita bisa melihat berapa banyak orang yang meninggal dunia. Tetangga kita, teman kerja, bahkan mungkin salah satu anggota keluarga. 

Kematian itu jelas ada di sekitar kita dan kita tahu bahwa itu sangat nyata bisa kita lihat dan rasakan. Namun untuk memahami lebih jauh tentang kematian butuh ilmu tersendiri. 

Banyak ilmu yang ditulis dalam buku ini sangat berguna bagi kita. Bagaimana kita bisa memahami betapa dasyatnya sarakatul maut. Hal itu bisa kita tahu dari saat-saat terakhir Nabi Muhammad SAW wafat. 

Ketika Malaikat Izrail memohon izin untuk mencabut nyawa beliau, dari bibir Rasulullah SAW keluar kata-kata Ummatii yang artinya beliau selalu ingat kepada umatnya bagaimana mereka nanti pada saat menghadapi sarakatul maut betapa dasyatnya. 

Seorang Nabi seperti Muhammad SAW saja, merasakan sensasi luar biasa ketika sarakatul maut, bahkan Izrail mencabut nyawa beliau sudah dengan cara yang paling halus karena rasa hormatnya kepada Rasulullah SAW. 

Menghadapi kematian ternyata ada metodenya. Buku ini sangat berguna untuk memahami seluk beluk tentang kematian. 

Dari sosok orang yang mati dalam keadaan husnul khotimah atau sebaliknya mati dalam keadaan akhir yang buruk. 

Begitu pula pengetahuan tentang alam kubur, azab kubur, pemeriksaan amal dan timbangan. 

Menghindarkan diri dari penjang angan-angan. Semua ada dalam buku tersebut yang sangat berguna dalam mengisi puasa kita di bulan Ramadan. 

Buku yang kedua adalah Kisah-kisah Gaib dalam Hadits Shahih. Buku setebak 423 halaman ini belum sepenuhnya dibaca sampai halaman terakhir. 

Namun pada intinya buku ini berisi secara komprehensif kisah-kisah yang diberitakan kepada kita oleh Rasulullah SAW melalui hadits shahih. 

Kisah-kisah itu sifatnya gaib seperti misalnya kisah-kisah yang akan terjadi pada Hari Kiamat. 

Atau kisah-kisah gaib yang terjadi setelah kisah itu dikabarkan. 

Begitu pula kisah yang kejadiannya terus menerus seperti kisah perjalanan kematian. 

Dan kisah-kisah gaib yang akan datang yang belum terjadi selama ini. 

Rasulullah SAW adalah hamba pilihan Allah yang diberikan kekuatan untuk mengetahui hal-hal gaib. 

Membaca buku merupakan kegiatan yang sangat berguna terutama dalam mengisi aktivitas selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. 

Semoga kita termasuk hamba-hambaNya yang diberikan ilmu yang bermanfaat. Aamiin. 

Salam Ramadan @hensa17. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun