Tentukan juga berapa anggaran pengeluaran untuk makan sahur, berbuka, serta kebutuhan pokok lainnya hingga dana darurat yang sesuai dengan kantong.Â
Juga termasuk menyiapkan dana untuk bersedekah, berzakat yang menjadi tanggungan kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah di bulan penuh berkah ini.Â
Begitu pula dalam mengatur keuangan, kita harus mengutamakan kebutuhan, bukan keinginan. Apalagi kita berpuasa adalah melatih untuk menahan hawa nafsu.Â
Bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menahan keinginan lainnya, termasuk keinginan berbelanja di luar kebutuhan utama.Â
Memang tidak mudah mencegahnya, apalagi bagi ibu-ibu biasanya tidak tahan karena banyak penawaran diskon besar-besaran baik di pasar offline maupun online store.Â
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi ibu-ibu pada umumnya yang mudah tergoda berbelaja diskon. Memanfaatkan diskon memang sah-sah saja, tapi pastikan semua pembelian itu untuk kebutuhan Ramadan.Â
Ada hal yang sering kali disepelekan yaitu mencatat pengeluran harian. Hal ini penting sekali, karena dengan membuat catatan pengeluaran harian, tentu saja kita akan lebih mengetahui berapa banyak uang yang telah dihabiskan.Â
Catatan harian itu bisa digunakan sebagai kontrol pengeluaran agar tidak berlebihan. Jika dirasa berlebihan, maka kita dapat melakukan evaluasi kembali ke rencana awal yang sudah ditentukan. Target utama adalah penghematan yang efektif.Â
Begitu juga dalam menata pengeluaran harusnya dibedakan dalam kelompok pengeluaran selama bulan Ramadan dan untuk Hari Raya.Â
Untuk anggaran kebutuhan Ramadan biasanya kita fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari seperti untuk berbuka dan makan sahur.Â
Sedangkan untuk kebutuhan anggaran Hari Raya diperuntukkan untuk mempersiapkan jamuan hari Raya Idul Fitri.Â