Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Imbang di Anfield, Liverpool "Berpacu Ketat" dengan City dan Arsenal

11 Maret 2024   16:51 Diperbarui: 11 Maret 2024   17:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juergen Klopp dan Pep Guardiola dua pelatih papan atas Eropa yang saling berkompetisi di Premier League (Foto AFP/Paul Ellis). 

Liverpool hanya mampu menahan imbang 1-1 menghadapi tamu mereka, Manchester City di Anfield, Minggu (10/3/24) pukul 22.30 WIB. Hasil ini sebenarnya seperti banyak diprediksi sebagian besar pengamat. 

Hasil laga Big Match di pekan ke-28 Premier League ini membuat perubahan klasemen sementara.  Arsenal yang meraih kemenangan dalam laga sebelumnya, berada di posisi pertama menggeser Liverpool ke posisi dua karena kalah selisih gol. 

Arsenal dan Liverpool memiliki 64 poin yang sama sementara Manchester City berada di posisi  ketiga dengan 63 poin. 

Tiga tim ini tampaknya yang akan terus berpacu mengejar gelar Premier League hingga finish nanti pada laga ke-38. 

Arsenal seperti diuntungkan dengan hasil imbang ini tetapi sebenarnya tidak juga karena Arsenal pada sisa 10 laga terakhirnya harus melakukan big match menghadapi tuan rumah Manchester City. 

Laga tersebut berlangsung di Etihad Stadium, Minggu (31/3/24) mulai pukul 23.30 WIB. Dua jam sebelumnya Liverpool juga bertanding pada hari yang sama melawan Brighton di Anfield. 

Laga Liverpool menghadapi tamu mereka, Brighton menjadi laga kunci terjadinya  pergeseran puncak klasemen Premier League. 

Jika Liverpool yang diprediksi menang atas Brighton, maka bagi skuad Arsenal harus menerima tekanan pada laga mereka lawan tuan rumah City. Pasukan Pep Guardiola sangat diuntungkan dalam situasi tersebut. 

Laga tersebut bagi Arsenal harus dimenangkan atau paling tidak mereka bisa mengincar hasil imbang untuk mempertahankan posisi di klasemen. 

Namun banyak yang memprediksi bahwa sosok Mikel Arteta masih memiliki beban psikologis pada saat berhadapan dengan mantan gurunya, Pep Guardiola. 

Jadwal 10 laga terakhir untuk Arsenal masih cukup terjal karena The Gunners harus menghadapi tuan rumah Tottenham Hotspur (27/2/24) dan tuan rumah Manchester United (11/5/24). 

Itu adalah dua laga yang berpotensi menggagalkan target The Gunners untuk meraih trofi Pemier League musim ini. 

Sementara itu Manchester City selain laga big match menghadapi Arsenal, mereka dalam 10 laga sisa harus berhadapan lawan tuan rumah Tottenahm Hotspur (20/4/24). 

Begitu juga Liverpool dari 10 laga sisa mereka harus berhadapan lawan tuan rumah Manchester United (7/4/24) dan menjamu Tottenham Hotspur (4/5/24). 

Baik skuad Arsenal, City maupun Liverpool masih harus berjuang menjalani laga sisa mereka. 

Namun Arsenal harus menghadapi laga sangat krusial melawan tuan rumah City di Etihad, sebuah laga yang sangat menentukan bagi kedua tim. 

Pada laga Liverpool dan Manchester City di Anfield (10/3/24), mereka akhirnya harus bermain imbang 1-1. Hasil ini cukup kompromis, walaupun sebenarnya City ada pada posisi peluang untuk menang kalau tidak terjadi blunder. 

Gol skuad asuhan Pep Guardiola unggul 1-0 berkat John Stones. Ketika itu Stones mencetak gol yang berawal dari tendangan sudut cerdik oleh De Bruyne. 

Pemain asal Belgia ini mengarahkan bola ke tiang dekat, dimana Stones tidak terkawal dan dengan mudah membobol gawang Caoimhin Kalleher. 

Momen itu adalah keterlibatan gol ke-13 De Bruyne dalam 12 penampilannya bersama City musim ini, terbanyak dari pemain Premier League mana pun di semua kompetisi. Keunggulan 1-0 City atas tuan rumah Liverpool bertahan hingga turun minum. 

Pada babak kedua sangat disayangkan keunggulan City harus lenyap berkat gol yang terjadi untuk Liverpool karena sebuah blunder fatal. 

Nathan Ake melakukan backpass yang sangat lemah sehingga tidak mampu dijangkau oleh Ederson. Bola bisa diraih oleh Darwin Nunez langsung mengancam gawang City. 

Kiper Ederson terpaksa harus menjatuhkannya sehingga wasit memberikan hukuman penalti. Mac Allister bertugas sebagai algojo dan berhasil mengonversi tendangan penalti menjadi gol penyama kedudukan. 

Blunder yang fatal bagi skuad City dan lebih buruk lagi, Ederson cedera saat itu sehingga tidak lama kemudian digantikan oleh Stefan Ortega. 

Laga masih berlangsung ketat, paling tidak ada dua peluang besar untuk kedua tim. Kelleher berhasil menggagalkan upaya Phil Foden, sementara Ortega melemparkan dirinya ke arah yang tepat untuk menggagalkan tembakan jarak dekat dari Darwin Nunez. 

Hasil imbang ini mengakhiri rekor sembilan kemenangan tandang berturut-turut dari skuad City di semua kompetisi. 

Hal itu juga mencatatkan skuad Liverpool hanya kalah satu kali dari 21 pertandingan kandang terakhir mereka di Premier League melawan City. 

Usai laga tersebut tampak terlihat ada rasa lega dari kedua pelatih papan atas di Eropa ini. Baik Klopp maupun Pep terlihat tersenyum menghadapi para pewarta dalam jumpa pers usai laga big match tersebut. 

Salam bola @hensa17. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun