Sean Dyche menerapkan formasi 44-1-1, dimana Calvert-Lewin sebagai striker tunggaldi dampingi oleh Abdoulaye Doucoure.
Sementara itu Palace yang memiliki manajer baru setelah Roy Hodgson mengundurkan diri, melakukan tiga perubahan.Â
Sam Johnstone menggantikan Dean Henderson di bawah mistar gawang. Lalu kapten Joel Ward kembali di pertahanan dan Odsonne Edouard memimpin lini depan.Â
Everton boleh dikatakan sebagi tuan rumah yang banyak menyia-nyiakan peluang. Padahal kemenangan bagi mereka sangatlah penting untuk mengatrol kembali posisi menjauh dari zona degradasi.Â
The Toffees sebagai tim tuan rumah mungkin merasa ini adalah peluang yang terlewatkan. Manajer Dyche merasakan kekcewaan yang dalam usai laga tersebut. Dia menganggap skuad asuhannya jauh dari yang terbaik, dan ceroboh di depan gawang.
Coba kita simak dari statistik laga yang dirilis Premierleague.com (19/2/24), Everton sepanjang laga tersebut hanya memiliki 4 peluang on target dari 19 kesempatan dan hanya satu yang menjadi gol.Â
Menguasai bola hingga 62 persen dalam permainan dan hanya sedikit jumlah peluang emas yang tepat sasaran adalah kecerobohan nyata di depan gawang lawan.Â
Everton kembali beraksi di Liga Premier pada hari Sabtu saat mereka bertandang ke Brighton. Sementara Crystal Palace juga bermain lagi pada 24 Februari saat menjamu Burnley di London.Â
Selamat untuk Everton. Jalan masih panjang untuk menghindari degradasi yang penuh dengan rintangan berat. Selamat berjuang The Toffees.Â
Salam bola @hensa17.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H