Pabrik ini memiliki kapasitas sebesar 1.13 Juta Liter per tahun atau setara dengan produksi 15.000 liter per hari selama produksi efektif selama 90 hari. Demikian menurut informasi data yang tercatat tahun 2018.Â
Sejak tahun 2017, PASA Djatiroto sudah mulai memproduksi Etanol Prima 96,5 persen dengan level Food Grade selain memproduksi Spiritus. Etanol Prima tersebut sudah bisa dipasarkan untuk keperluan industri dalam negeri.Â
Selain Pabrik Alkohol dan Spiritus Djatiroto Lumajang, Presiden Joko Widodo telah pula meresmikan pabrik bioetanol, PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Desa Gempolkrep, Kabupaten Mojokerto dengan total produksi sebesar 34.874 KL.
Berdirinya pabrik bioetanol tersebut sebagai upaya mewujudkan ketahanan energi nasional yang juga terkait dengan menunjang energi terbarukan.Â
Etanol atau bioetanol adalah produk yang berbahan baku dari tetes tebu atau molases. Bahan baku ini adalah hasil samping dari proses kritalisasi gula pasir di pabrik.Â
Tetes tebu sangat  melimpah sebagai hasil samping dari pabrik gula yang bisa dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan bioetanol.Â
Sebagian besar tetes tebu sebagai produk samping PG di Jawa Timur diguankan untuk kebutuhan bahan baku bagi pabrik bioetanol tersebut.Â
Untuk pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara, mereka mendapatkan bahan baku tetes tebu dari PG-PG di bawah PT Perkebunan Nusantara X.Â
Sedangkan untuk PT PASA Djatiroto, bahan bau tetes tebu diperoleh dari PG-PG dibawah tanggung jawab PT Perkebunan Nusantara XI.Â
Teknologi pembuatan etanol dari tetes tebu sudah sepenuhnya dikuasai oleh pelaku industri etanol. Melalui proses fermentasi dengan menggunakan mikrobial berupa yeast, tetes tebu diubah menjadi etanol.Â
Tantangan ke depan bagi industri gula tidak saja hanya memproduksi bioetanol yang teknologinya sangat sederhana. Mereka juga bisa memproduksi asam sitrat, asam asetat dan ethyl asetat yang semuanya berbasis bahan baku tetes tebu.Â