Ada alasan mengapa Ibu tinggal sementara di sana, karena dalam sebulan terakhir ini Ibu masih harus kontrol ke Rumah Sakit Pelni Jakarta.
“Hasil konsultasi dengan dokter ahli ya ini Mas!” kata adikku saat aku menanyakan bagaimana hasil CT-scan beberapa waktu yang lalu.
Ibu ternyata mengalami kelainan liver yang kecenderungannya menderita infeksi virus hepatitis C.
Sebenarnya sekitar 3 bulan yang lalu saat dilakukan pemeriksaan laboratorium melalui USG, hasilnya ditemukan adanya benjolan yang mengganggu kerja liver. Saat ini benjolan tersebut sudah menekan salah satu pembuluh di sekitar livernya.
“Lalu bagaimana saran tindakan medis selanjutnya?” tanyaku kepada adikku.
“Dokter ingin melakukan biopsi untuk memastikan infeksi tersebut, namun sangat mengkhawatirkan kondisi beliau yang sudah tua. Mungkin diambil jalan tengah dengan menjaga bagian liver yang masih baik, ” kata adikku.
“Hanya kesulitannya Ibu sangat sulit makan karena efek dari gangguan pada livernya.” Adikku menambahkan.
“Tapi fungsi livernya masih baik kan?”
“Iya masih baik walaupun ada sebagian kecil yang sudah mengeras.”
Aku sangat sedih sekali melihat kondisi Ibu yang berat badannya terus menurun. Bayangkan 3 bulan yang lalu berat badan Ibu masih disekitar 45-50 kg, saat ini hanya sekitar 39 kg.
Terlihat Ibu sangat kurus dan wajah Ibu tampak sangat lelah dengan sinar mata yang kelihatan mulai redup.