Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Anies Baswedan Terjebak Pilih Cak Imin Bakal Cawapres?

3 September 2023   16:06 Diperbarui: 3 September 2023   18:42 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (Foto Dok. DPR RI via Kompas.com). 

Anies Baswedan dan Cak Imin telah resmi mendeklarasikan sebagai bakal Capres dan Cawapres di Surabaya Sabtu (2/9/23) untuk mengikuti ajang kontestasi Pilpres tahun 2024. 

Momen tersebut merupakan dinamika dalam pembentukan koalisi teraktual karena adanya perubahan yang diluar prediksi para politisi yang terlibat di dalamnya. 

Ketika Golkar dan PAN merapat ke kubu Gerindra untuk mendukung Prabowo Subiyanto sebagai bakal Capres adalah dinamika baru yang berkembang. 

Namun hal itu bagi kubu PKB yang sudah berkoalisi sebelumnya bersama Gerindra, merasakan ada suatu ancaman terhadap posisi bakal Cawapres bagi Ketum mereka. 

Partai Golkar dan PAN bergabung dengan Gerindra dengan membawa misi bakal Cawapres masing-masing. 

Golkar tentu saja menyodorkan Ketum mereka, Airlangga Hartarto sedangkan PAN menawarkan sosok Erick Thohir. 

Muhaimain Iskandar atau yang dikenal dengan panggilan Cak Imin bisa merasakan ancaman tersebut. Tidak heran jika tetiba dirinya hengkang dari koalisi yang selama ini dibangun bersama Gerindra. 

Cak Imin meninggalkan Prabowo karena pesimis menjadi bakal Cawapresnya. Ketika Surya Paloh datang menawarkan menjadi bakal Cawapres Anies Baswedan, maka Cak Imin sepakat untuk menerima tawaran tersebut.  

Perjodohan kilat ini berakhir di pelaminan acara akad resmi deklarasi kedua tokoh tersebut menjadi bakal Capres dan Cawapres dari koalisi Nasdem, PKB dan PKS. 

Partai Demokrat yang sebelumnya berada dalam koalisi, terpaksa harus kecewa dan mereka memutuskan keluar dari koalisi karena Ketum mereka batal jadi bakal Cawapres. 

Dengan deklarasi tersebut, Anies Baswedan dan Cak Imin sudah menjadi satu-satunya calon pasangan di Pilpres 2024 yang sudah resmi dan siap mendaftar pada Oktober 2023 nanti. 

Sementara bakal Capres lainnya, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto masih belum menentukan siapa yang mennjadi bakal Cawapres mereka. 

Usai deklarasi Anies dan Cak Imin tersebut, saat ini banyak bermunculan pertanyaan. Apakah Anies telah salah langkah memilih Cak Imin menjadi pasangannya di Pilpres 2024 nanti? 

Selain elektabilitasnya yang tidak mampu bersaing dengan Cawapres lain, Cak Imin juga hingga saat ini masih menyimpan masalah yang berkaitan dengan hukum. 

Kita tentunya masih ingat dengan kasus "Kardus Durian" yang merupakan kasus suap pengucuran dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) tahun 2011 silam.

Saat itu  yang menjadi Menteri adalah Muhaimin Iskandar yang diduga ikut terlibat dalam kasus tersebut kendati hingga saat ini tidak pernah diusut. 

Bisa saja kasus itu kembali muncul ke permukaan seiring dengan makin panasnya persaingan di ajang Pilpres 2024 nanti. 

Bahkan kabar terakhir KPK pun membantah telah menghentikan penyidikan kasus kardus durian tersebut. 

Justru dalam kabar tersebut dikemukakan tentang keterlibatan Muhaimin Iskandar yang sempat disinggung KPK dalam perkara ini. 

Selain itu KPK saat ini tengah melakukan penyidikan kasus dugaan korupsi tentang pengadaan sistem proteksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kemenakertrans yang terjadi pada tahun 2012. 

Saat itu yang menjabat Menteri adalah Cak Imin. Itulah sebabnya KPK memastikan akan memanggil Cak Imin untuk menjadi saksi dengan memberikan keterangan pundukung. 

Menurut Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur menjelaskan kepada media, bahwa kasus rasuah itu diduga terjadi pada tahun anggaran 2012. 

Diketahui saat itu Muhaimin Iskandar menduduki jabatan Menaker sejak 22 Oktober 2009 hingga 1 Oktober 2014 dalam Kabinet Indonesia Bersatu II pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Ternyata sosok Cak Imin masih sarat dengan kerawanan kasus korupsi yang sewaktu-waktu bisa meledak. Hal itu tentu saja sangat merugikan bagi parpol koalisi yang saat ini sudah dibangun bersama Anies Baswedan. 

Memang semua dugaan keterlibatan Cak Imin dalam kasus-kasus korupsi tersebut masih belum nyata terbukti. 

Namun beriring dengan berjalannya waktu menuju kontestasi Pilpres, lawan-lawan politk akan terus berupaya mengagalkan pencaloannya di Pilpres 2024. 

Suatu kerugian besar bagi Anies dan Cak Imin jika akhirnya mereka gagal turut serta dalam ajang Pilpres pada 14 Februari tahun 2024. 

Salam Demokrasi @hensa17. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun