Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Inilah 3 Faktor Penyebab Garuda Muda Kalah dari Malaysia di Piala AFF U23

19 Agustus 2023   06:45 Diperbarui: 19 Agustus 2023   15:20 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beckham Putra menjadi pengatur serangan Timnas Indonesia U23 melawan Malaysia (Foto PSSI). 

Garuda Muda harus menerima kekalahan dalam laga perdana yang penting dari Tim Harimau Muda Malaysia di ajang Piala AFF U23. 

Laga tersebut berakhir 2-1 untuk Malaysia yang berlangsung Jumat (18/8/23) pukul 20.00 WIB di di Rayong Provincial Stadium, Thailand. Gol Indonesia dicetak oleh Ramadhan Sananta sedangkan dua gol Malaysia dicetak oleh Fergus Tierney. 

Mengusung formasi 3-5-2 dengan sistem 3 bek yaitu Robby Darwis, Muhammad Ferrari dan Kadek Arel. Mereka adalah benteng kokoh dari gawang  Timnas IndonesiaU23 yang dikawal Ernando Ari. 

Sementara itu pada lini tengah ada duet wing back Frenky Missa dan Bagas Kaffa dengan trio gelandang Beckham Putra, Kanu dan Arkhan Fikri. 

Kemudian sebagai penyerang Garuda Muda menurunkan duet Irfan Jauhari dan Ramadhan Sananta yang bahu membahu menggedor gawang Malaysia. 

Selama babak pertama tersebut Timnas Indonesia U23 berhasil mendikte permainan dan mereka sangat intensif menekan dengan penyerangan ke area gawang Malaysia. 

Gol hanya menunggu waktu saja dan benar pada menit ke- 29 Ramadhan Sananta berhasil mencetak gol setelah menerima umpan terobosan dari Franky Missa. 

Sosok Striker Persis Solo ini membawa bola di area penalti Malaysia dikerubuti 3 pemain bek Malaysia, tapi Sananta berhasil menembak bola masuk melewati kiper Malaysia, Muhammad Rahadiazli. 

Skor 1-0 untuk kemenangan skuad Timnas Indonesia U23 bertahan hingga turun minum. 

Titik Balik Bangkitnya Tim Malaysia

Keunggulan Garuda Muda pada babak pertama tidak mampu dipertahankan ketika babak kedua baru berlangsung 9 menit, Malaysia berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 berkat tendangan penalti. 

Hukuman penalti ini diberikan wasit karena pelanggaran Kadek Arel kepada penyerang Malaysia, Fergus Tierney di area penalti. 

Melihat tayangan ulang momen tersebut, seharusnya itu bukan pelanggaran yang berbuntut hukuman penalti. Bahkan terlihat Tierney justru melakukan "diving" saat Arel menyentuh bahunya. 

Tentang penalti ini, usai pertandingan pelatih Shin Tae Yong menilai bahwa penalti Tierney yang dianggap sebagai pelanggaran Kadek Arel berbau kontroversi. 

"Terkait penalti, itu sebenarnya bukan pelanggaran. Tidak seharusnya penalti, dan mungkin itu yang mengubah permainan," kata Coach Shin seperti rilis situs resmi Federasi, PSSI.org (18/8/23). 

Faktor gol Malaysia dari tembakan penalti ini menjadi titik balik permainan Malaysia. Setelah menyamakan kedudukan Tim Harimau Muda semakin gencar melakukan serangan balik yang berbahaya. 

Fergus Tierney yang masuk pada babak kedua menjadi pembeda bagi kebangkitan Tim Malaysia. Sebagai penyerang tunggal dalam formasi 4-2-3-1 terlihat Tierney kerap kali membahayakan gawang Ernando Ari. 

Kekhawatiran itu terjadi ketika kesalahan penguasaan bola di area bek kiri Franky Missa. Bola yang lepas dari penguasaan Missa, dibawa winger Malaysia dan memberikan umpan tarik ke tengah. 

Bola sebenarnya masih bisa di halau oleh Kadek Arel namun justru mengarah ke kaki Tiernye yang berdiri bebas di depan gawang Ernando Ari. 

Ferrari yang ada di sana tidak mampu melakukan blocking sehingga Tierney dengan leluasa menjebol gawang Indonesia untuk kedua kalinya. 

Setelah gol tersebut skuad Garuda Muda semakin tertekan walaupun terus berupaya menyamakan kedudukan. Beberapa kali Sananta dan Irfan menembak ke gawang Malaysia. 

Namun nasib sial akhirnya menimpa Irfan Jauhari yang harus keluar karena cedera paha. Dia tidak bisa melanjutkan aksinya sehingga harus diganti. 

Terjadi pergantian pemain bagi skuad Indonesia. Irfan digantikan Muhammad Ragil, Ferrari digantikan Alfreanda Dewangga.  

Shin Tae yong juga mengubah formasinya menjadi 4-4-2 sehingga Garuda Muda menggunakan 4 bek dengan duet bek Dewangga dan Kadek. Full back Bagas Kaffa dan Franky yang posisinya turun ke belakanguntuk melengkapi 4 bek. 

Lini Tengah dan Bek Sayap yang Kurang Kreasi 

Trio lini tengah Beckham Putra, Arkhan Fikri dan Muhammad Kanu sebenarnya bermain cukup baik. Namun mereka masih kurang kreatif dalam memberikan dukungan kepada para penyerang. 

Kanu sebagai gelandang bertahan yang harus menjaga keseimbangan tim, sering terlambat turun ketika ada serangan balik. Sementara Beckham kerap kali terlalu lama memegang bola sehingga mudah direbut lawan. 

Begitu pula Arkhan Fikri sering kali salah dalam memberikan umpan terukur, banyak sekali kehilangan bola-bola penting yang seharusnya menjadi peluang. 

Pada posisi bek sayap yang patut menjadi catatan adalah performa Bagas Kaffa. Gerakannya masih kurang efektif dan mudah dibaca. 

Kinerja penjagaan kepada lawan yang berbuntut dengan pelanggaran yang seharusnya tidak perlu sehingga Bagas harus menerima kartu kuning. 

Franky Missa selain asisnya untuk gol Sananta pada babak pertama, anak muda ini pada babak kedua bermain sangat baik. Beberapa umpan silangnya sangat membahayakan gawang Malaysia. 

Umpan silang kaki kirinya pada menit akhir hampir saja menjadi gol ketika sundulan kepala Ramadhan Sananta berhasil menjangkaunya. Namun sangat disayangkan bolanya melebar. 

Faktor Mentalitas Tim dan Sosok Kapten Rizki Ridho

Ini adalah bicara mentalitas tim yang sangat menentukan kinerja bagi skuad Garuda Muda. Sosok Rizki Ridho yang biasanya menjadi Kapten Tim Indonesia U23 harus absen ketika Persija tidak mengizinkannya. 

skuad Garuda Muda gawangnya kebobolan dan bahkan tertinggal 1-2 dari Malaysia, tim asuhan Shin Tae yong ini terlihat jatuh mentalnya. 

Pada saat seperti ini butuh sosok yang bisa membangkitkan semangat tim. Sosok Rizki Ridho sangat dibutuhkan untuk menghadapi situasi tersebut. 

Untung saja pelatih Shin Tae yong sempat memberikan arahan pada saat cooling break kepada para pemain sehingga mereka kembali bermain normal. 

Beberapa peluang pada menit-menit akhir sangat terbuka, walaupun hasilnya masih belum menjadi gol penyama kedudukan. Akhirnya Garuda Muda harus menerima kekalahan pahit ini. 

Namun tidak perlu berkecil hati. Mungkin kekalahan ini bisa jadi pembelajaran berharga bagi anak-anak muda ini terutama dalam menghadapi Kualfikasi Piala Asia U23 di Surakarta pada awal September 2023. Bravo Merah Putih. 

Salam bola @hensa17. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun