Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Terpuruk, Ada Apa dengan Anthony Sinisuka Ginting?

5 Agustus 2023   09:12 Diperbarui: 5 Agustus 2023   09:26 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anthony Sinisuka Ginting dalam dua pekan ini menjadi sorotan para Badminton Lovers karena penampilannya yang terpuruk di dua ajang turnamen BWF World Tour yaitu Japan Open dan Australian Open 2023. 

Pemain tunggal putra Indonesia yang memiliki ranking 2 Dunia ini harus terhenti pada babak-babak awal oleh pemain-pemain yang rankingnya jauh lebih rendah darinya. 

Di ajang Japan Open 2023 turnamen yang memiliki level BWF World Tour Super 750, Anthony Sinisuka Ginting menjadi unggulan kedua yang diskenariokan berhadapan di final dengan unggulan pertama Victor Axelsen. 

Namun ternyata baru menjalani babak 32 besar saja Ginting harus tunduk dari pemain asal Jepang, Kanta Tsuneyama cukup hanya dengan dua gim yaitu 13-21, 18-21. 

Sangat tragis jika melihat hasil laga dengan skor tersebut. Terlihat permainan antara kedua pemain tidak ada dalam laga yang ketat. Tsuneyama begitu mudah mengalahkan Ginting. 

Saat laga usai waktu itu Ginting sempat memberikan pernyataan kepada situs resmi PBSI.id (26/7/23) : "Penampilan saya hari ini kurang maksimal, kurang puas juga dengan hasilnya. 

"Memang lawan bermain baik, dari gim pertama dia terus menekan saya. Di gim kedua saat saya mengubah pola permainan dan menguasai pertandingan, di poin-poin krusial dia mengubah permainan dan berhasil." 

Sebuah pengakuan yang polos seakan dirinya memang tidak berdaya menghadapi pemain Jepang ini. 

Sebagai pemain dengan posisi ranking dua besar Dunia, seharusnya dia bisa lebih ulet bermain menghadapi setiap lawan. 

Melihat fakta di lapangan yang bisa kita saksikan adalah Ginting terlalu ceroboh bermain dan penampilannya sangat buruk karena lawan terlalu mudah mendapatkan poin dari kesalahan tidak perlu dari Ginting. 

Memang benar Tsuneyama memiliki motivasi lebih karena bermain di rumahnya sendiri, Tokyo Japan. Namun hal ini bukan alasan kuat bagi Ginting untuk kalah begitu mudah. 

Perkara mereka sudah beberapa kali bertemu sehingga sudah tahu kelemahan dan kelebihan masing-masing. Karena itu pemain yang siap secara fisik dan mental maka dialah yang menang. 

Kekecewaan para Badminton Lovers kembali terulang ketika Ginting bermain di Australia Open 2023. 

Ajang ini memiliki level BWF World Tour Super 500, setingkat lebih rendah dari Japan Open. 

Ginting sebagai unggulan pertama karena Axelsen absen, berhasil lolos dari hadangan Ng Ka Long Anus asal Hongkong. 

Pemain tunggal putra yang ulet ini berhasil membuat laga berlangsung tiga gim, 21-18, 12-21 dan 21-18. Gim ketiga adalah saat-saat kritis bagi Ginting. Untungnya diia bisa melewatinya dengan baik. 

Lolos dari 32 besar, Ginting menang mudah dari pemain muda India, Kiran George di 16 besar, dengan dua gim  21-15 dan 21-18. 

Namun pada babak perempat final akhirnya Ginting harus terhenti oleh pemain India lainnya, Prannoy yang sudah sering berjumpa menghadapi Ginting. 

Prannoy yang memiliki ranking 9 Dunia, menang rubber games, 16-21, 21-17 dan 21-14. Kekalahan yang sangat menyesakkan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. 

Sejarah pertemuan mereka saat ini menjadi 2-2 dimana terakhir Ginting menang atas Prannoy di All England 2023 pada Maret yang lalu.  

Pada laga yang tayang melalui TV Swasta Nasional, kita bisa melihat Ginting tidak mampu keluar dari tekanan Prannoy dalam dua gim terakhir di laga tersebut. 

Prannoy terlihat lebih siap melakukan permainan menekan dengan stamina yang lebih prima. Sementara Ginting seperti biasa banyak melakukan kesalahan sendiri. 

Satu kebiasaan klasik yang sering terjadi dengan pemain ini dan kebanyakan pemain-pemain kita jika kondisi staminanya tidak prima. 

Dari dua turnamen ini sangat jelas banyak pekerjaan rumah yang harus dievaluasi oleh tim pelatih di Pelatnas Cipayung. 

Apalagi dalam ajang terdekat ada Turnamen BWF World Championships 2023 di Copenhagen Denmark, 21-27 Agustus 2023. 

Bravo Merah Putih. 

@hensa17.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun