Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Pilihan

Sampah, Masalah Klasik dan "Harapan" Indonesia Lestari

26 Juni 2023   08:45 Diperbarui: 26 Juni 2023   10:56 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel sampah berserakan di Kompasiana sebagai respon untuk topik pilihan tentang masalah yang timbul akibat membakar sampah sembarangan. 

Itu adalah respon sangat positif yang bisa menggambarkan bahwa para Kompasianer sangat peduli pada kesehatan lingkungan yang menjadi dambaan kita semua demi teruwujudnya Indonesia Lestari. 

Selama ini memang fakta berbicara bahwa persoalan sampah di negeri ini adalah masalah yang selalu menarik menjadi bahan diskusi. 

Hal ini karena masalah sampah selalu aktual dari waktu ke waktu. Sampah akan selalu menjadi teman sehari-sehari dalam kehidupan kita. 

Baca juga: Artikel Sampah

Istilah sampah memiliki arti yang berbeda untuk orang yang berbeda. Secara umum dapat dikatakan bahwa sampah tidak diinginkan bagi orang yang membuangnya.

Sampah adalah produk atau bahan yang tidak memiliki nilai lagi bagi para pengguna pertama dan oleh karena itu mereka membuangnya. 

Namun tidak diinginkan bagi satu pihak ternyata bersifat subyektif karena bisa saja malah memiliki nilai berharga bagi orang lain. 

Salah satu contoh adalah begitu banyak industri besar yang beroperasi justru menggunakan bahan dari sampah anorganik seperti kertas, plastik dan limbah logam sebagai bahan baku industri mereka.

Bagi masyarakat di negeri berkembang seperti Indonesia, sampah menjadi masalah keseharian yang dihadapi oleh masyarakat. 

Namun selama itu pula sebagian dari masyarakat kita masih saja belum peduli bagaimana sebaiknya mengelola sampah dengan baik. 

Jangan sembarangan membuang sampah apalagi membakar sampah tidak pada tempatnya bisa mengotori udara dan lingkungan di sekitarnya. 

Itulah sebabnya kita memiliki kewajiban moral untuk selalu memberikan pembelajaran secara terus menerus kepada masyarakat yang masih belum peduli tentang mengelola sampah dengan bijak. 

Masih sering terjadi di sekitar kita, sebagian dari masyarakat membakar sampah sebagai solusi jangka pendek. Tindakan tersebut sangat berbahaya bagi lingkungan. 

Sebenarnya mengelola sampah itu sangat sederhana, tetapi pada kenyataan praktek di lapangan terbukti tidak sesederhana seperti dalam ucapan karena butuh komitmen. 

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah seperti amanat dari UU Nomor 18 Tahun 2008. 

Kegiatan pengelolaan sampah dimulai dari aktivitas yang meliputi pengumpulan, pengangkutan, perawatan, dan pembuangan ke tampat akhir. 

Namun belum selesai, harus juga dilakukan monitoring dan penerapan regulasi manajemen sampah yang diperuntukan bagi kepentingan kesehatan, lingkungan dan estestika. 

Dalam mengelola sampah banyak kendala yang menghadang. Kita bisa memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pengelolaan sampah. 

Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan penyebaran dan kepadatan penduduk. Begitu pula faktor sosial ekonomi dan karakteristik lingkungan yang ada. 

Satu hal yang sangat penting adalah faktor sikap dan perilaku serta budaya yang ada di masyarakat di sekitarnya. 

Hal itu justru menjadi penghambat jika tidak bisa mendukung dalam aktivitas pengelolaan sampah.  

Sebagian besar sampah yang dikelola di tengah-tengah masyarakat kita terdiri atas sampah rumah tangga dan sampah spesifik. 

Pengelolaan sampah harus dilakukan dengan baik jika tidak maka akan menimbulkan beberapa dampak negatif bagi lingkungan. 

Maka dari itu, pengelolaan sampah yang berkelanjutan sangat penting untuk mencapai target pembangunan yang berkelanjutan bagi masyarakat kita. 

Mari kita simak Waste Portal.net (20/2/12) yang merilis tentang konsep inti pengelolaan sampah berkelanjutan terpadu. 

Mereka telah mengembangkan dari pengalaman bagaimana mengatasi masalah pengelolaan sampah kota dengan memperhatikan aspek-aspek penting. 

Menurut laman tersebut terdapat tiga dimensi penting dalam pengelolaan sampah yaitu berkaitan dengan pemangku kepentingan, sistem persampahan, dan aspek berkelanjutan. 

Pemangku kepentingan merupakan aspek pertama yang menjadi motor penggerak dalam pengelolaan sampah. Mereka sebagai pemangku kepentingan adalah Pemerintah atau masyarakat itu sendiri. 

Sejauh ini kita sudah memiliki pedoman kebijakan yang merupakan bagian dari banyak undang-undang dan kebijakan lingkungan nasional sebagai landasan pendekatan. 

Kerja sama yang harmonis antara masyarakat dan pemerintah menjadi kunci dari keberhasilan pengelolaan sampah di negeri ini. 

Aspek kedua adalah sistem persampahan. Ini juga sudah ada pedoman lengkap, kini tinggal menerapkannya dalam praktik kegiatan di tengah masyarakat. 

Sistem pengelolaan sampah intinya merupakan gabungan dari beberapa tahapan dalam pengelolaan aliran material di dalam kota dan kawasan. 

Itulah sebabnya faktor rencana pengelolaan sampah sangat penting karena merupakan bagian dari strategi pengelolaan terpadu.

Jika faktor ini berhasil dijalankan maka aspek berkelanjutan sudah berjalan hanya tinggal mengupayakan pemeliharaan sistem dengan baik. 

Semua regulasi sudah siap dan relatif lengkap, kini hanya tinggal keberanian pemangku kepentingan melakukan eksekusi di lapangan. Hal yang paling penting adalah aksi di lapangan dengan berpedoman pada regulasi yang berlaku. 

Jika itu terjadi maka masalah sampah dapat tertangani dan menjadi harapan terwujudnya Indonesia Lestari. Bisakah? 

Salam @hensa17.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun