Dalam pertarungan gaib itu, Bayu masih berdiri kokoh menghadapinya. Sebuah pukulan tenaga tanpa wujud membuat Iblis itu terjengkang.
Ternyata Si Iblis masih mampu berdiri. Lalu berbalik memukul dengan pukulan jarak jauhnya yang membuat Bayu terlempar.
Dalam alam nyata di ruangan itu, Bayu benar-benar terlempar ke luar menembus dinding anyaman bamboo.
Bayu tersadar lawan yang sedang dihadapinya bukan lawan sembarangan. Secepatnya dia kembali masuk kamar dan duduk khusyu melanjutkan dzikir gaibnya.
Ketika Bayu berhasil kembali ke arena pertarungan gaib dengan Iblis bermata satu itu. Ternyata Iblis itu sudah tidak ada di sana.
Begitu pula Arum di atas dipan itu sudah terlihat tenang dalam pelukan Jaka, suaminya.
Arum sudah tersadar dan hanya mampu menangis. Saat itu juga Aki Damar memberikan minuman berupa ramuan tradisional untuk memberikan kenyamanan bagi Arum.
"Nak Bayu ada yang luka?" Tanya Aki Damar. Bayu hanya menggeleng sambil tersenyum.
Terlihat kamar itu berantakan. Dinding bambu yang menjadi sekat pemisah ruangan hancur tertimpa tubuh Bayu Gandana yang terlempar.
Bayu sengaja tidak menceritakan keadaan yang sebenarnya tentang kejadian pertarungan gaib dengan Si Iblis bermata satu.
Menurut Aki Damar, Iblis bermata satu itu hanya tahayul yang berkembang di tengah penduduk Dusun Suluh Hawu.