Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ada Ikhlas dan Peningkatan Iman di Film Religi

5 April 2023   15:00 Diperbarui: 5 April 2023   15:10 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zaskia Adya Mecca, pemeran Sarah dalam Sinetron Kiamat Sudah Dekat tahun 2003 (Foto Kompas.com/Sintia Astarina). 

Film religi adalah sebuah film layar lebar atau sinetron, sinema elektronik di televisi, yang mengisahkan tentang cerita yang berkaitan dengan religi. 

Sangat banyak film-film jenis religi ini. Kita tinggal menuliskan saja di mesin pencarian digital dengan mengetik kalimat film religi maka akan bermunculan film-film religi yang diproduksi dari tahun ke tahun. 

Dalam tulisan ini tidak akan kita bahas film-film tersebut satu per satu begitu pula cerita dan nama-nama pemainnya. Bukan pula membahas dari segi resensi filmnya.  

Namun mari kita simak sebuah pesan dari sebuah film dan juga pernah tayang dalam sebuah sinetron di televisi pada tahun 2003 yaitu Kiamat Sudah Dekat karya Deddy Mizwar. 

Pesan utama dari film atau sinetron ini adalah tentang ikhlas dan peningkatan iman. Sebuah karakter hamba yang menjadi target utama dalam kehidupan ketika berhadapan dengan Khaliq adalah keikhlasan. 

Kisah cinta Fandy dan Sarah yang berbeda latar belakang menjadi inti dari film ini. Fandi diperankan oleh Andre Taulany sedangkan Sarah diperankan oleh Zaskya Adya Mecca (versi sinetron) dan Ayu Pratiwi (versi Film Layar Lebar). 

Fandy, sosok urakan, pemain Band rock yang juga anak orang kaya namun miskin ilmu agama jatuh cinta kepada Sarah yang anak seorang pemuka agama yang disegani masyarakat. 

Sejak mengenal Sarah banyak sekali perubahan dalam kehidupan Fandy. Terjadi adanya peningkatan dalam beriman kepada Allah SWT bagi sosok Fandy. 

Mulailah dia mengenal agama dengan belajar Syahadat. Begitu pula sudah mau belajar Sholat dan membaca Al Quran. Semua dilakukan pemuda itu karena cinta pada awalnya. 

Cinta kerap kali bisa mengubah karakter seseorang menuju arah yang baik. Fandy yang berandalan ternyata tunduk di hadapan Sarah yang lembut dan sangat perhatian untuk menumbuhkan iman dalam diri pemuda itu. 

Di bawah tekanan orang tua Sarah yang sosok pemuka agama, gadis berakhlak mulia ini dengan sabar membimbing pemuda urakan tersebut menuju jalan yang benar. 

Puncaknya adalah ketika Fandy menghadapi tantangan harus bersaing dengan pria lulusan Al Azhar Kairo yang kaya dengan ilmu agama, saat itu pemuda ini ditantang untuk mampu memahami ilmu ikhlas. 

Ternyata diluar dugaan, Fandy merasa tahu diri dan mundur dalam persaingan dengan pemuda lulusan Al Ahzar Kairo itu karena dia tidak layak untuk mendampingi Sarah. 

Fandy merasa masih banyak kekurangan dalam ilmu agama dan masih butuh belajar lebih banyak, maka dia rela menyerahkan Sarah berjodoh dengan pria lulusan Al Azhar Kairo itu. 

Namun inilah ilmu ikhlas yang sebenarnya yaitu ketika kita merelakan orang yang kita cintai berbahagia bersama orang lain. Ikhlas itu lebih memilih untuk meraih cinta yang lebih tinggi yaitu cinta dari Allah. 

Ayahnya Sarah sebagai pemuka agama, juga sangat kaget dan tersentuh dengan keputusan Fandy menyerahkan Sarah untuk menikah dengan orang yang lebih pantas. Beliau menyadari bahwa Fandy telah berhasil menemukan ilmu ikhlas. 

Ikhlas itu pada hakikatnya adalah memfokuskan sebuah motivasi. Hanya satu motivasi dari perbuatan ikhlas yaitu mengharap ridhoNya.

Ikhlas itu mudah keluar dari bibir kita tetapi susah untuk mewujudkannya dalam perbuatan nyata. Begitu pula ikhlas itu harus selalu berawal dari niat mempersembahkannya hanya untuk Allah. 

Niat itu harus menjadi kekuatan dan kecenderungan perbuatan menuju perkenan ridho Allah. Dengan demikian dari niat kuat ini bisa hadir rasa ikhlas dalam hati. 

Jika ada amal perbuatan kita yang terwujud dengan dorongan niat, maka sangat jelas bahwa amal dan niat tersebut merupakan ibadah yang sempurna.  

Semoga Allah menjadikan kita termasuk ke dalam hamba-hambaNya yang selalu ikhlas dalam menjalankan semua amal ibadah kita kepadaNya. Aamiin. 

Salam bahagia @hensa.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun