Puncaknya adalah ketika Fandy menghadapi tantangan harus bersaing dengan pria lulusan Al Azhar Kairo yang kaya dengan ilmu agama, saat itu pemuda ini ditantang untuk mampu memahami ilmu ikhlas.Â
Ternyata diluar dugaan, Fandy merasa tahu diri dan mundur dalam persaingan dengan pemuda lulusan Al Ahzar Kairo itu karena dia tidak layak untuk mendampingi Sarah.Â
Fandy merasa masih banyak kekurangan dalam ilmu agama dan masih butuh belajar lebih banyak, maka dia rela menyerahkan Sarah berjodoh dengan pria lulusan Al Azhar Kairo itu.Â
Namun inilah ilmu ikhlas yang sebenarnya yaitu ketika kita merelakan orang yang kita cintai berbahagia bersama orang lain. Ikhlas itu lebih memilih untuk meraih cinta yang lebih tinggi yaitu cinta dari Allah.Â
Ayahnya Sarah sebagai pemuka agama, juga sangat kaget dan tersentuh dengan keputusan Fandy menyerahkan Sarah untuk menikah dengan orang yang lebih pantas. Beliau menyadari bahwa Fandy telah berhasil menemukan ilmu ikhlas.Â
Ikhlas itu pada hakikatnya adalah memfokuskan sebuah motivasi. Hanya satu motivasi dari perbuatan ikhlas yaitu mengharap ridhoNya.
Ikhlas itu mudah keluar dari bibir kita tetapi susah untuk mewujudkannya dalam perbuatan nyata. Begitu pula ikhlas itu harus selalu berawal dari niat mempersembahkannya hanya untuk Allah.Â
Niat itu harus menjadi kekuatan dan kecenderungan perbuatan menuju perkenan ridho Allah. Dengan demikian dari niat kuat ini bisa hadir rasa ikhlas dalam hati.Â
Jika ada amal perbuatan kita yang terwujud dengan dorongan niat, maka sangat jelas bahwa amal dan niat tersebut merupakan ibadah yang sempurna. Â
Semoga Allah menjadikan kita termasuk ke dalam hamba-hambaNya yang selalu ikhlas dalam menjalankan semua amal ibadah kita kepadaNya. Aamiin.Â
Salam bahagia @hensa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H