Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Timnas Garuda "Semakin Kaya Taktik" bersama Shin Tae-yong

28 September 2022   07:03 Diperbarui: 29 September 2022   04:31 1589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Garuda baru saja selesai melakukan laga FIFA Matchday menghadapi Curacao. Kedua tim telah menunaikan pertemuan mereka dalam dua leg pertandingan yang sangat ketat. 

Dalam dua pertemuan, Timnas Garuda menang dengan 3-2 ketika bermain di Stadion Gelora Bandung Lautan Api Bandung dan menang 2-1 ketika bertanding di Stadion Pakansari Bogor. 

Hasil ini sangat menggembirakan bagi para fans Merah Putih dan rakyat Indonesia. Bukan karena sekedar menang saja melainkan juga berhasil meningkatkan ranking FIFA Timnas Indonesia dari ranking 155 Dunia ke 152 Dunia. 

Curacao sendiri memiliki ranking FIFA pada posisi 84 Dunia. Peringkat tim asal Kepulauan Karibia ini jauh di atas Timnas Indonesia yang peringkatnya posisi 155 Dunia. 

Selain menaikkan peringkat ranking FIFA, hasil dua kali laga uji coba ini juga membuka beberapa kelemahan dan kekurangan performa Timnas Indonesia. Begitu pula beberapa kemajuan positif performa tim. 

Mari kita simak beberapa catatan sebagai evaluasi untuk performa Timnas Indonesia setelah mereka melakukan dua laga menghadapi tim asuhan pelatih Remko Bicentini, Curacao. 

  • 1. Kaya Taktik dengan Berbagai Formasi Tim

Selama dua pertandingan ini coach Shin menerapkan dua formasi pertahanan. Saat bertanding pada laga pertama, Timnas Indonesia memakai tiga bek sejajar dengan formasi awal 3-4-3. 

Mereka yang bertugas sebagai 3 bek tengah tersebut adalah Elkan Baggott, Fakhrudin Aryanto dan Rachmat Irianto.

Sebenarnya formasi tersebut sering kali berubah sesekali menjadi 4-3-3 ketika Rachmat Irianto bergerak membantu serangan sebagai gelandang. Membantu dua gelandang Ricky Kambuaya dan Marc Klok. 

Trio penyerang saat itu adalah Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman sebagai duet winger dan striker tunggal yang bermain agak ke depan adalah Dimas Drajad. 

Pada laga kedua skuad asuhan Shin Tae yong memakai formasi empat bek dengan skema 4-2-3-1. Duet bek tengah yang turun malam itu adalah Elkan Baggott dan Rizki Ridho.

Sedangkan duet full back yang bermain adalah Yakob Sayuri yang menggantikan posisi Asnawi Mangkualam yang masih cedera. Sementara Pratama Arhan bermain sebagai bek kiri. 

Dengan dua formasi baku ini semakin memberikan wawasan bagi skuad Indonesia untuk menerapkan taktik yang berbeda menghadapi lawan. 

Walaupun dengan dua formasi tersebut Timnas masih kebobolan 3 gol yaitu dua gol pada laga pertama dan satu gol pada laga kedua, tetapi mereka sudah semakin memahami taktik yang menjadi keinginan coach Shin Tae yong. 

  • Shin Tae yong memiliki taktik jitu menundukkan Curacao (Foto Antara/Moch Asim). 
    Shin Tae yong memiliki taktik jitu menundukkan Curacao (Foto Antara/Moch Asim). 

    2. Kemampuan Individu Skuad Garuda Semakin Merata

Shin Tae yong juga berhasil membentuk tim dengan skuad yang merata dari kemampuan individu mereka untuk semua lini. 

Hadirnya para pemain yang melakukan debut untuk Timnas Senior, seperti Dendy Sulistyawan, Ramadhan Santhana dan Muhammad Ferrari, telah memberikan alternatif sebagai pelapis. 

Bahkan Dendy Sulistyawan berhasil mencetak gol perdananya bagi Timnas Senior. Gol ini lebih istimewa karena merupakan gol kemenangan bagi Timnas 2-1 atas Curacao pada laga kedua malam itu. 

Skuad Timnas memiliki kedalama yang meratakekuatan pemain mereka. Ketika Asnawi Mangkualam cedera dan tidak bisa bermain, maka hadir Yakob Sayuri sebagai pengganti yang sama kualitasnya. 

Pemain asal PSM Makasar ini mampu bermain pada multi posisi yaitu selain sebagi winger juga sebagai bek kanan dan kiri.

Sosok Yakob Sayuri sangat tangkas lugas dan tanpa kompromi mempertahankan setiapjengkal daerah kekuasaannya. 

Sungguh sangat mengesankan Sayuri telah berhasil menggantikan posisi Asnawi Mangkualam sebagai full back yang kokoh dan agresif. 

Pada sektor gelandang juga banyak pilihan pemain yang relatif merata kemampuan mereka. Shin tidak tergantung lagi kepada sosok Marc Klok sebagai pengatur serangan.

Kini sudah hadir sosok Marselino Ferdinan yang mampu berperan sebagai pelapis yang berkualitas sama baiknya dengan Marc Klok. 

Begitu pula sektor striker yang selama ini menjadi titik lemah karena masih mandul mencetak gol. Kini telah menemukan satu titik terang. 

Dimas Drajad perlahan tapi pasti sudah menunjukkan kemajuan performanya dengan mencetak gol pada kedua laga menghadapi Curacao. 

Perjalanan Timnas Merah Putih masih panjang dengan agenda-agenda yang sudah menunggu. Mereka harus terus menjaga kebugaran stamina dengan disiplin tinggi.

Salah satu agenda penting adalah Indonesia pada November-Desember 2022 berusaha untuk meraih target juara pada ajang Piala AFF 2022. Bravo Merah Putih. 

Salam bola @hensa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun