Mereka akhirnya berhasil memastikan bahwa Mourinho adalah menjadi manajer pertama yang memenangkan trofi Eropa dengan empat klub berbeda dan membuat penghitungan keseluruhannya menjadi lima trofi utama Eropa.Â
Pencapaian luar biasa bagi sosok The Special One. Jika menyimak prestasi dari Jose Mourinho selama membesut tim-tim di Eropa, maka kita pasti sangat kagum dengan kiprahnya sebagai manajer.Â
Pada laga final malam itu, Chris Smalling menjadi pemain terbaik. Mantan pemain Manchester United ini bermain sangat kokoh di lini belakang yang sukar ditembus para penyerang Feyenoord.Â
Smalling mengatakan kepada BT Sport (26/5/22) usai laga tersebut : "Kami tahu betapa berartinya itu bagi semua orang di Roma. Semua orang berjuang sampai akhir.Â
"Kami turun sedikit lebih dalam dari yang kami inginkan dan semua orang berjuang. Bahkan ketika saya pertama kali datang ke klub itu sudah lama sejak Roma memenangkan trofi. Kami tahu betapa berartinya memenangkan sesuatu." Demikian Samlling seperti dilansir BT Sport tersebut.Â
Hal yang begitu berarti trofi ini bagi sejarah sepakbola di Roma. Sudah lama mereka tidak memenangkan gelar dengan level Eropa. Kali ini gelar itu kembali bisa diraih AS Roma bersama pelatih Jose Mourinho.Â
Statistik Opta berikut ini menunjukkan begitu banyak "keajaiban" dari Jose Mourinho seperti dilansir oleh Twitter.com/OptaJoe (26/5/22).Â
Mourinho adalah manajer kedua yang memenangkan lima gelar utama Eropa setelah Giovanni Trapattoni. Pelatih asal Portugal itu sekarang memenangkan Liga Konferensi Eropa UEFA, Liga Champions UEFA dua kali dan juga Piala UEFA/Liga Eropa dua kali.Â
Tim-tim yang dilatih oleh Mourinho kini memiliki 423 menit sejak terakhir kebobolan di final besar Eropa. Waktu yang sangat lama sebuah tim tidak kebobolan.Â
Henrik Larsson menjadi pemain terakhir yang mencetak gol ke gawang salah satu tim asuhan Mourinho. Gol itu untuk Celtic di Piala UEFA melawan Porto pada 2003. Sejak itu tim yang dipimpin Mourinho telah menjaga empat clean sheet berturut-turut.
Dengan bantuan Chris Smalling dan Tammy Abraham, Roma menjadi tim non-Inggris pertama yang memulai final besar Eropa dengan dua pemain Inggris di starting eleven mereka.Â