Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jose Mourinho Bawa Roma "Juara Liga Konferensi Eropa"

26 Mei 2022   04:58 Diperbarui: 27 Mei 2022   08:38 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi kemenangan AS Roma juara Liga Konferensi Eropa setelah menang 1-0 atas Feyenoord (Foto Skysports). 

Jose Mourinho, sosok satu ini kembali menarik perhatian komunitas bola Eropa. The Special One berhasil membawa AS Roma meraih gelar juara Liga Konferensi Eropa, Kamis (26/5/22) di Tirana's National Arena, Albania.  

Gelar penting ini disambut dengan emosional dan keharuan. Hal ini karena Roma mampu mengakhiri penantian panjang mereka untuk gelar Eropa. 

Ketika peluit tanda akhir pertandingan berbunyi, Mourinho mengangkat tangannya di udara merayakan kemenangan. Ini juga sekaligus menunjukkan bahwa dia sekarang telah memenangkan lima kompetisi Eropa. 

Dia tetap tidak terkalahkan di final utama panggung sepak bola Eropa. Dia tetap The Special One walaupun dalam sebuah wawancara, tidak mau lagi dipanggil dengan julukan tersebut. 

BACA JUGA : Tugas Berat Erik ten Hag bersama MU di Tahun Pertamanya. 

Gol tunggal Roma yang bersejarah itu dicetak oleh Nicolo Zaniolo dengan tembakan ke gawang Feyenoord ketika laga baru berjalan selama 32 menit. Inilah gol satu-satunya dalam final pertama kalinya untuk ajang Liga Konferensi Eropa. 

Klub Ibu Kota Italia ini menjadi pemenang pertama Liga Konferensi Eropa setelah mengalahkan tim asal Belanda, Feyenoord dengan skor 1-0 yang juga menandakan bagi pelatih Roma, Jose Mourinho tetap tidak terkalahkan di final utama Eropa. 

Trofi juara ini adalah satu-satunya gelar kontinental bagi AS Roma. Sebelumnya adalah Piala Fairs yang diraih sudah lama sekali yaitu pada tahun 1961. 

Setelah unggul 1-0 di babak pertama, Roma pada babak kedua harus menahan serangan balik dari skuad Feyenoord. Namun kecemerlangan kiper asal Portugal, Rui Patricio yang bermain baik, menyulitkan penyerang Feyenoord menembus gawanganya. 

Juga tercatat paling tidak ada dua kali gawang Roma digagalkan oleh mistar gawang di babak kedua. Pertahanan Roma dengan tiga bek tengah itu sangat solid untuk ditembus oleh penyerang-penyerang Feyenoord.

Mereka akhirnya berhasil memastikan bahwa Mourinho adalah menjadi manajer pertama yang memenangkan trofi Eropa dengan empat klub berbeda dan membuat penghitungan keseluruhannya menjadi lima trofi utama Eropa. 

Pencapaian luar biasa bagi sosok The Special One. Jika menyimak prestasi dari Jose Mourinho selama membesut tim-tim di Eropa, maka kita pasti sangat kagum dengan kiprahnya sebagai manajer. 

Pada laga final malam itu, Chris Smalling menjadi pemain terbaik. Mantan pemain Manchester United ini bermain sangat kokoh di lini belakang yang sukar ditembus para penyerang Feyenoord. 

Smalling mengatakan kepada BT Sport (26/5/22) usai laga tersebut : "Kami tahu betapa berartinya itu bagi semua orang di Roma. Semua orang berjuang sampai akhir. 

"Kami turun sedikit lebih dalam dari yang kami inginkan dan semua orang berjuang. Bahkan ketika saya pertama kali datang ke klub itu sudah lama sejak Roma memenangkan trofi. Kami tahu betapa berartinya memenangkan sesuatu." Demikian Samlling seperti dilansir BT Sport tersebut. 

Hal yang begitu berarti trofi ini bagi sejarah sepakbola di Roma. Sudah lama mereka tidak memenangkan gelar dengan level Eropa. Kali ini gelar itu kembali bisa diraih AS Roma bersama pelatih Jose Mourinho. 

Statistik Opta berikut ini menunjukkan begitu banyak "keajaiban" dari Jose Mourinho seperti dilansir oleh Twitter.com/OptaJoe (26/5/22). 

Mourinho adalah manajer kedua yang memenangkan lima gelar utama Eropa setelah Giovanni Trapattoni. Pelatih asal Portugal itu sekarang memenangkan Liga Konferensi Eropa UEFA, Liga Champions UEFA dua kali dan juga Piala UEFA/Liga Eropa dua kali. 

Tim-tim yang dilatih oleh Mourinho kini memiliki 423 menit sejak terakhir kebobolan di final besar Eropa. Waktu yang sangat lama sebuah tim tidak kebobolan. 

Henrik Larsson menjadi pemain terakhir yang mencetak gol ke gawang salah satu tim asuhan Mourinho. Gol itu untuk Celtic di Piala UEFA melawan Porto pada 2003. Sejak itu tim yang dipimpin Mourinho telah menjaga empat clean sheet berturut-turut.

Dengan bantuan Chris Smalling dan Tammy Abraham, Roma menjadi tim non-Inggris pertama yang memulai final besar Eropa dengan dua pemain Inggris di starting eleven mereka. 

Pelatih yang selalu menjadi perhatian media ini kembali muncul dengan prestasi juara bersama ASRoma pada ajang kompetisi baru di kancah sepakbola Eropa yaitu Liga Konferensi Eropa yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2022 ini. Selamat Jose Mourinho, selamat juga untuk Serigala Roma. 

Salam bola @hensa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun