Setelah kita merasakan euforia atas kemenangan meyakinkan Timnas Indonesia menang telak 4-1 atas Malaysia, kini saatnya kita kembali berpijak pada tanah. Timnas Garuda belum juara, masih panjang perjuangan mereka menuju ke sana.
BACA JUGA : Masalah Klasik Timnas Garuda yang Tak Pernah Tuntas.
Timnas Indonesia sukses mengalahkan Malaysia dengan skor 4-1 dalam laga terkhir fase grup. Kemenangan tersebut membuat Skuad Garuda lolos ke semifinal Piala AFF 2020 dengan status sebagai juara Grup B.
Empat gol kemenangan skuad Garuda dicetak Irfan Jaya pada menit ke-36 dan 43. Pratama Arhan menit ke-50 dan Elkan Baggott hanya 8 menit sebelum laga berakhir.
Malaysia sempat unggul lebih dulu berkat gol yang dicetak oleh Kogileswaran Raj Mohan ketika laga baru berlangsung 13 menit.
Dengan memanfaatkan kesalahan operan bola Irfan Jaya, Raj Mohan langsung menembak dengan tendangan keras ke pojok kanan gawang Nadeo yang tidak mampu menjangkau bola.
Gol cepat Malaysia ini langsung direspon dengan permainan lebih menyerang dari skuad Indonesia. Situasi ini membuat tim Malaysia terpaksa harus bertahan.
Respon Cepat Usai Kebobolan
Respon positif skuad Garuda ini sungguh sangat mengejutkan. Mereka benar-benar menunjukkan mental bertanding yang sangat luar biasa.
Tidak sia-sia pelatih Shin Tae yong selalu memberikan pesan-pesan postif dan memberikan motivasi yang membuat mereka kuat penuh percaya diri.
"Saya tegaskan ke pemain agar tidak lengah. Kalau mental diperkuat, pasti dapat hasil baik melawan Malaysia," kata shin Tae yong, pelatih asal Korea Selatan tersebut sebelum laga melawan Malaysia, seperti dilansir situs federasi, PSSI.org (18/12/21).
"Selain itu, kami juga memberikan semangat kepada pemain, agar mereka percaya diri, tidak kalah mental dan tidak boleh kalah saat berduel berebut bola," tambahnya.
Rupanya itulah rahasia kunci dari Pelatih asal Korsel ini. Shin Tae yong telah banyak mengubah mental skuad muda Garuda yang sekarang penuh dengan nyali dan semangat tinggi.
Mental tim yang kuat, kokoh dan pantang menyerah, sedikit banyak mampu menutupi faktor teknik permainan individu skuad Timnas Garuda.
Jujur saja skill para pemain Malaysia sedikit lebih unggul dari para pemain muda Indonesia. Malaysia juga para pemainnya memiliki postur tubuh yang kekar berisi sehingga setiap duel, mereka banyak menang dan mampu mempertahankan bola di kaki mereka.
Formasi skuad Shin Tae yong Selalu Misterius
Selama bermain di fase grup B, Shin Tae yong selalu menurunkan formasi yang berbeda dalam menghadapi lawan-lawan Garuda. Hal ini menyebabkan para pelatih lawan berusaha menebak formasi Indonesia seperti yang dialami pelatih Malaysia,Tan Cheng Hoe.
Selama mengikuti laga dalam fase grup B, tim Merah Putih sudah bermain dengan lima formasi yang berbeda. Melawan Kamboja, Laos, Vietnam dan Malaysia dihadapi dengan formasi yang lain.
Mari kita simak saat bertemu Kamboja pada laga perdana, Shin Tae Yong memakai formasi 4-1-4-1. Garuda berhasil menang 4-2 atas Kamboja.
Dalam laga itu, ada 2 gol Kamboja yang lahir dari set piece bola mati yang merupakan kelemahan lini belakang Indonesia berhasil dimanfaatkan pemain-pemain Kamboja..
Dalam formasi ini, pelatih asal Korea Selatan itu menempatkan Rachmat Irianto sendirian sebagai gelandang bertahan dan Ezra Walian sebagai penyerang tunggal.
Berbeda lagi formasi pada laga kedua melawan Laos. Mantan pelatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia Rusia 2018 itu, menurunkan skuad dengan formasi yang lebih ofensif yaitu4-3-3.
Timnas Garuda memainkan trio lini depan dengan memasang Kushedya Hari Yudo, Dedik Setiawan, dan Irfan Jaya. Permainan ofensif itu mengantarkan Timnas Indonesia menang dengan skor meyakinkan 5-1 atas Laos.
Melihat lawan yang jauh lebih lemah, wajar dengan formasi menyerang ini Indonesia bisa memenangkan laga. Kendati masih ada satu gol Laos yang memanfaatkan kelengahan pemain belakang Garuda.
Menghadapi Vietnam yang memiliki kekuatan dengan level lebih tinggi, formasi dengan mengandalkan duet bek tengah sebagai pemain belakang ditinggalkan dan diganti dengan memainkan tiga pemain belakang sebagai bek tengah.
Sementara full back Garuda bermain lebih ke depan, sejajar dengan dua gelandang bertahan dan satu gelandang penghubung. Timnas Indonesia bermain dengan formasi awal 3-5-2.
Ternyata formasi yang tergolong defensif itu terbukti ampuh menahan gempuran Vietnam dan memaksakan skor imbang tanpa gol hingga akhir pertandingan. Catatan 21 peluang Vietnam saat itu hanya satu tembakan yang tepat sasaran.
Di laga penentuan melawan Malaysia, kembali Shin Tae Yong sangat teliti dalam meracik strategi. Uniknya Pelatih berusia 52 itu menampilkan dua formasi yang berbeda di setiap babak.
Sangat mengejutkan berbagai pihak termasuk pelatih Malaysia Tan Cheng Hoe. Indonesia tidak menampilkan formasi bertahan tetapi Shin Tae Yong kembali memakai formasi 4-1-4-1 yang fleksibel dalam menyerang.
Banyak yang mengira Baggott menjadi pilihan utama di lini belakang. Namun ternyata Shin Tae Yong lebih memilih duet Alfeandra Dewangga dan Fachruddin Aryanto sebagai duet bek tengah.
Meski Indonesia sempat tertinggal lebih dulu dengan gol cepat Malaysia pada saat laga baru berlangsung 13 menit, tetapi tim Merah Putih bisa membalikkan keadaan menjadi 2-1 sampai akhir babak pertama.
Di babak kedua, Shin Tae Yong baru memasukkan Elkan Baggott menggantikan Rachmat Irianto. Formasi Timnas Indonesia berubah menjadi 3-5-2.
Namun dalam prakteknya di lapangan, duet bek tengah Baggott bekerja sama dengan Fachrudin. Sementara Dewangga mengganti posisi yang ditinggalkan oleh Rachmat Irianto.
Dengan komposisi seperti ini, Malaysia terlihat merasa kesulitan memenangkan lini tengah. Setiap bola yang mereka pegang selalu ditekan dengan gelandang Ricky Kambuaya, Rumakiek dan Dewangga. Duel dengan pelanggaran keras di lini ini tidak terelakkan.
Sementara wing bek Pratama Arhan dan Asnawi Mangku Alam berhasil mengunci pwemain sayap Malaysia, Hanapi dan Safawi Rasid. Bahkan pemain sayap Malaysia yang disebut terakhir ini cedera sehingga tidak bisa melanjutkan bermain di babak kedua.
Tan Cheng Hoe mengakui bahwa tim asuhannya bermain penuh dengan beban dalam menghadapi Indonesia karena harus memenangkan laga ini.
"Ya, kami memulai dengan baik di 15 menit pertama. Tapi kami tidak memiliki bek tengah berkualitas baik untuk menahan garis pertahanan. Itu memberi kami masalah terutama melawan pemain Indonesia yang cepat,” kata pelatih kepala Malaysia Tan Cheng Hoe seperti dilansir situs resmi AFF, Aseanfootball.org (19/12/21).
Catatan penting ini sangat bermanfaat untuk menjadi modal berharga dalam menghadapi laga-laga berikutnya. Shin Tae yong memiliki pengalaman yang panjang dalam mengatur strategi menghadapi laga semi final melawan tuan rumah Singapura.
Semi final leg pertama berlangsung di Stadion Nasional Singapura, Rabu (22/12/21) pukul 19.30 WIB. Kemudian leg kedua Sabtu (25/12/21) di tempat dan waktu yang sama.
Bravo Merah Putih @hensa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H