Laga antara Indonesia melawan Vietnam, Rabu (15/12/21) malam di ajang Piala AFF 2020, masih menyisakan komentar dan perdebatan serta diskusi-diskusi di antara para penggemar Timnas Indonesia.
Sampai dengan hari ini diskusi-diskusi tersebut masih ramai memenuhi ruang media online atau pembicaraan di ranah publik biasa. Mereka rata-rata membicarakan tentang "Parkir Bus" pasukan Merah Putih.
Ada yang setuju yang penting tidak sampai kebobolan oleh tim Vietnam yang sangat solid permainannya. Namun ada juga yang tidak setuju karena sepakbola itu permainan yang harusnya menghasilkan gol.
BACA JUGA : Membedah Masalah Klasik Timnas Garuda yang Tak Pernah Tuntas.
Laga panas tersebut akhirnya berakhir tanpa gol. Hasil yang diluar banyak dugaan karena hampir semua pengamat mengunggulkan Vietnam untuk memenangkan laga penting tersebut.
Namun berbeda dengan para pengamat, pelatih Laos memiliki prediksi yang sangat menarik sebelum pertemuan kedua tim tersebut. Simak pernyataannya dalam suatu wawancara dengan media Vietnam, pelatih Laos asal Singapura, Vengadasalam Selvaraj mengatakan :
"Saya prediksi seri. Meski kami tidak lagi berkaitan dengan salah satu dari mereka," kata Selvaraj, seperti dikatakannya kepada media olahraga Vietnam, Soha.vn (14/12/21), sembari menegaskan anak asuhnya sudah tak lagi punya peluang melaju ke semifinal Piala AFF 2021.
Ternyata prediksi yang dikatakannya sehari sebelum laga berlangsung itu sangat tepat. Laga berakhir imbang tanpa gol sekaligus menguntungkan kedua tim baik untuk Indonesia maupun Vietnam.
Sungguh sangat ajaib, entah mendapat wangsit darimana, prediksi Selvaraj itu sangat tepat dengan hasil yang terjadi di lapangan. Ketika saya menikmati tayangan langsung duel Indonesia vs Vietnam, terus terngiang-ngiang pernyataan yakin dari Selvaraj tersebut.
Mudah-mudahan tidak ada kaitannya dengan rumor yang melanda tim Laos, dimana tim asuhan Selvaraj ini diduga dikaitkan dengan bandar judi. Entahlah.
Gaya "Sepakbola Tahu Diri"
Bagi saya perdebatan antara para fans Garuda itu semuanya benar. Namun hal sesungguhnya yang dilakukan oleh Shin Tae yong ini adalah gambaran dari fakta yang ada di lapangan di mana posisi peta kekuatan Timnas Indonesia.
Perbedaan menyolok kualitas Timnas Indonesia dengan Vietnam menjadi pertimbangan layak bagi Shin Tae yong untuk melakukan strategi bermain seperti dilakukan malam itu.
Justru gaya sepakbola yang diterapkan Shin Tae yong tersebut merupakan hasil pemikiran yang cerdas dalam menghadapi lawan dengan kualitas di atas skuad asuhannya. Ya hampir mirip ketika dalam Piala Dunia 2018, saat Korea Selatan menghadapi Jerman.
Pengalamannya ketika menerapkan sepakbola pragmatis menghadapi Jerman di babak grup Piala Dunia Rusia tahun 2018, Shin mencoba menerapkan hal yang sama pada skuad Timnas Indonesia.
Gaya sepakbola ala Shin Tae Yong ini adalah gaya sepakbola "Tahu Diri" yang menyadari kendala dari kekuatan skuad pada semua lini yang harus menyesuaikan dengan rencana permainan di lapangan.
“Vietnam adalah tim yang bagus tetapi saya pikir kami lebih kuat secara mental,” kata pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae yong usai laga malam itu, seperti rilis situs resmi AFF, Aseanfootball.org (15/12/21).
Beberapa perubahan yang dilakukan oleh Shin Tae yong adalah dengan menggunakan pola 3 bek tengah yaitu menurunkan Rizki Ridho, Fachrudin Ariyanto dan Alfeandra Dewangga.
Menurut Shin Tae yong, Timnas Indonesia harus menggunakan tiga bek tengah secara bersamaan karena alasan taktikal. Pemain Vietnam, Nguyen Quang Hai dan Nguyen Cong Phuong adalah duet penyerang yang sangat baik dalam pergerakan.
Alfeandra berada di depan dua bek tengah lainnya dan lebih bebas bergerak menutuppergerakkan trio penyerang Vietnam terutama pergerakkan Nguyen Quang Hai dan Nguyen Cong Phuong.
Lini pertahanan Garuda juga dibantu oleh duet pivot, Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya yang rajin menutup pergerakkan para gelandang Vietnam terutama duet Vu Van Thang dan Nguyen Quang Hai sebelum masuk area 16 yard.
Bahkan winger Irfan Jaya dan Witan Sulaeman turut bertahan pada saat Garuda kehilangan bola sementara Ezra Walian hanya sendirian berada di depan menunggu kiriman bola dalam melakukan serangan balik.
Shin merasa bersyukur karena sampai saat ini para pemain mengikuti filosofinya. Kemampuan para pemain juga semakin meningkat dalam memahami taktik dan strategi yang diterapkan pelatih. ShinTae yong merasa yakin bahwa tim ini semakin lama semakin baik dan meningkat performanya.
Sementara itu pelatih Vietnam yang juga berasal dari Korea Selatan, Park Hang seo, usailaga malam itu memberikan keterangan seperti dirilis situs resmi AFF.
“Pemain kami bermain bagus. Mereka berusaha keras tetapi mereka tidak bisa mencetak gol. Tapi tidak berpengaruh besar bagi kami. Kami akan melawan Kamboja selanjutnya sementara Indonesia akan menghadapi Malaysia. Kami akan melihat apa yang terjadi,” kata pelatih kepala Vietnam Park Hang-seo seperti dilansir Aseanfootball.org (15/12/21).
Menurutnya lini tangah dikuasai sepenuhnya oleh Vietnam. Vu Van Thang dan Nguyen Quang Hai, adalah dua gelandang penting yang sangat berperan di sana.
Namun mereka sulit menembus saat pertahanan Indonesia melakukan serangkaian clearance sehingga membuat pemain-pemain Vietnam frustrasi hingga akhir laga.
Beberapa pergantian pemain dilakukan oleh Park termasuk Nguyen Tien Linh. Namun skor masih tetap tanpa gol yang bertahan hingga peluit akhir.
Selamat untuk Indonesia dan Vietnam. Selamat juga untuk Shin Tae yong dan Park Hang seo. Sesama Korea tidak boleh saling mendahului hahahah. Bravo Merah Putih.
Salam bola @hensa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H