Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Gregoria Mariska dalam Peta Tunggal Putri Dunia

29 Oktober 2021   03:34 Diperbarui: 29 Oktober 2021   05:11 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska beraksi di Olimpiade Tokyo tahun 2021 (ANTARA Photo/Sigid Kurniawan). 

Gregoria Mariska atau akrab dipanggil dengan Jorji saat ini memiliki ranking Badminotn World Federation (BWF) pada posisi ke-22. Posisi ini adalah yang tercatat pada pekan ke-44 tahun 2021 seperti dirilis BWFbadminton.com (26/10/21).  

BACA ARTIKEL LAIN : Rahasia "Penampilan" Greysia Polii yang Harus Jadi Panutan Pemain Muda.

Melihat posisi ranking Dunianya, Jorji masih berada di bawah beberapa tunggal putri Thailand untuk ukuran ASEAN. Namun masih lebih tinggi dari tunggal putri asal Malaysia, Singapore atau Vietnam.

Ratchanok Intanon saat ini masih menempati posisi ke-6 ranking BWF. Posisi tertinggi untuk pemain asal Negara ASEAN. Kemudian disusul rekan belianya, Pornpowee Chochuwong yang berada di peringkat 10 BWF.

Setelah itu barulah pemain Thailand lainnya, Busanan Ombangrumphan di posisi 13. Di bawahnya ada Jorji pada ranking 22.

Untuk posisi Negara-negara Asia tentu saja Jorji masih kalah bersaing dengan tunggal putri asal China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan India.

Pada posisi 10 besar Dunia, Taiwan diwakili oleh ranking pertama dunia, Tai Tzu Ying. China menempatkan dua tunggal mereka yaitu Chen Yupei (Ranking 2) dan He Bing jiao (Ranking 9). Dua wakil dari Jepang yaitu Nozomi Okuhara (Ranking 3) dan Akane Yamaguchi (Ranking 5).

Sementara wakil India adalah Pusarla Sindhu (Ranking 8) dan wakil Korea, An Seyoung (Ranking 9). Sisanya dua wakil Thailand seerti disebutkan di atas.

Ranking ini sebenarnya tidak selalu menunjukkan kemampuan para pemain. 

Namun bisa juga menggambarkan seberapa banyak jam terbang yang telah dilalui selama mengikuti turnamen yang diselenggarakan oleh BWF.

Seringkali pemain yang memiliki ranking di bawah tetapi masih bisa mengalahkan pemain dengan ranking yang ada di atasnya.

Bagi Jorji sendiri catatan pertemuannya dengan para tunggal putri sepuluh besar Dunia masih belum memberikan hasil menggembirakan.

Jorji masih kalah sangat menyolok dari Tai Tzu Ying, Akane Yamaguchi, Ratchanok Intanon dan Pusarla Sindhu.

Berhadapan dengan Tai Tzu Ying, dari 7 kali pertemuannya, tidak satupun dimenangkan oleh Jorji. 

Terakhir mereka bertemu pada 16 besar Thailand Open awal tahun 2021 lalu dengan kemenangan Tai Tzu Ying dua gim, 22-20 dan 21-16.

Menghadapi Akane Yamagichi, pemain Indonesia berusia 22 tahun ini dari 9 pertemuan mereka harus menerima kekalahan 8 laga dan hanya satu laga menang.

Satu-satunya kemenangan tersebut terjadi dalam Asian Games Jakara tahun 2018. Jorji saat itu menang rubber games, 21-16, 9-21 dan 21-18 di babak semifinal beregu.

Sedangkan pertemuan terakhir mereka baru saja berlangsung di Denmark Open pekan lalu. Jorji harus mengakui keunggulan Yamaguchi di babak 16 besar, 13-21 dan 15-21.  

Sepekan sebelumnya Jorji juga kalah dari Yamaguchi dalam ajang Uber Cup pada fase grup. Saat itu Jorji kalah 7-21 dan 16-21. 

Sehingga dalam dua pekan ini Jorji sudah mengalami dua kekalahan dari Yamaguchi. 

Pemain berikutnya adalah Ratchanok Intanon merupakan pemain yang belum pernah mampu dikalahkan oleh Jorji. 

Mereka sudah bertemu sebanyak 8 laga dan tidak satupun laga berhasil dimenangkan oleh Jorji. 

Mereka terakhir bertemu pada babak 16 besar Olimpiade Tokyo tahun 2021 yang dimenangkan Intanon dua gim, 21- 12 dan 21-19.

Satu lagi pemain putri yang sangat sulit dikalahkan oleh Gregoria Mariska adalah Pusarla Sindhu. Pemain tunggal putri asal India ini menang 7 laga dalam tujuh pertemuannya dengan Jorji.

Pertemuan terakhir mereka sudah lama sekali yaitu dalam turnamen Denmark Open tahun 2019. Saat itu Gregoria kalah dua gim, 20-22 dan 18-21.

Gregoria Mariska hingga kini masih belum mampu menundukkan para pemain tunggal putri tersebut, kecuali Akane Yamagunchi yang pernah dikalahkannya di Asian Games 2018 di Jakarta.

Hal ini sekaligus gambaran nyata tentang kemampuan dari performa Gregoria Mariska selama ini. Sekaligus bisa digunakan sebagai peta kekuatan tunggal putri terkuat kita di kancah perbulutangkisan Dunia.

Masih banyak yang harus dibenahi. Kekuatan teknik, taktik, fisik dan stamina diperlukan peningkatan yang lebih tinggi.

Menghadapi pemain seperti Tai Tzu Ying, Akane Yamaguchi, Ratchanok Intanon dan Pusarla Sindhu, dibutuhkan stamina prima dan taktik yang cerdas serta mental bertanding yang ulet pantang menyerah.

Faktor-faktor tersebut yang harus dimiliki oleh Gregoria Mariska jika ingin bersaing pada level atas tunggal putri Dunia.

Potensi Gregoria sangat cerah dalam usianya yang masih 22 tahun. Gadis kelahiran 1999 asal Wonogiri ini harus memiliki tekad kuat untuk memiliki keinginan bersaing  pada level atas bulutangkis putri Dunia.

Tanpa tekad yang kuat maka prestasi Gregoria hanya berada di sana tidak pernah bergerak ke atas. Tekad dan kemauan itu hanya datang dari diri sendiri bukan dari pelatih atau pengurus federasi badminton.

Ayo Gregoria Mariska kini saatnya bangkit menapak level atas dalam persaingan ketat perbulutangkisan Dunia.

Bravo Merah Putih @hensa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun