Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Sejarah Piala Sudirman, Trofi Bergengsi Beregu Campuran Badminton Dunia

25 September 2021   06:45 Diperbarui: 25 September 2021   07:12 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejuaraan beregu bulutangkis Dunia bergengsi Piala Sudirman adalah kejuaraan beregu campuran yang diselenggarakan oleh Badminton World Federation (BWF). Mempertandingkan partai tunggal putra, putri, ganda putra, putri serta ganda campuran. 

BACA JUGA : Inilah Kiprah Leani Ratri Oktila pada Ajang Para Badminton

Kejuaraan beregu Piala Sudirman adalah ajang yang melengkapi dua kejuaraan beregu yang sudah berjalan sebelumnya yaitu Piala Thomas untuk beregu putra dan Piala Uber untuk beregu putri. 

Lahirnya kejuaraan beregu campuran dunia ini sebagai wujud penghormatan kepada tokoh bulutangkis Indonesia, Dick Sudirman yang berhasil mempersatukan federasi badminton dunia yang terpecah menjadi dua yaitu IBF (International World Federation) dan WBF (World Badminton Federation).  

Pada bulan Februari 1978, kelompok yang menamakan dirinya Federasi Bulu Tangkis Dunia, WBF memisahkan diri dari IBF, federasi resmi yang diakui oleh The International Olympic Committee (IOC). 

Dua lisme federasi badminton dunia ini berjalan sendiri-sendiri dengan sirkuit kejuaraan yang berjalan secara paralel. Perpecahan ini membuat perjuangan bulutangkis untuk tampil di Olimpiade berada dalam bahaya. 

Saa itu beberapa upaya telah dilakukan dari kedua pihak yang bertikai untuk melakukan rekonsiliasi tetapi selalu menemui beberapa hambatan dan jalan buntu. 

Adalah sosok Dick Sudirman menjadi tokoh utama yang paling berjasa menyatukan dua badan dunia bulutangkis tersebut. Sudirman kebetulan memiliki teman akrab di kedua badan dunia tersebut sehingga mempunyai akses dan komunikasi yang baik. 

Inilah kesempatan yang tepat untuk melakukan pendekatan. Rekonsiliasi diawali dengan memprakarsai pertemuan informal di Bandung antara pemimpin kedua federasi bulutangkis dunia pada 28 Mei 1979. 

Sudirman kemudian mengusulkan pembentukan kelompok studi kerja yang terdiri dari tokoh-tokoh kedua federasi untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan rekonsiliasi selama ini. 

Dia juga menyarankan untuk membuat ajang pertandingan persahabatan antara pemain dari kedua federasi tersebut. Usulan Sudirman akhirnya diterima oleh kedua federasi yang bertikai dan menjadi dasar bagi upaya rekonsiliasi. 

Seiring waktu berjalan akhirnya tepat dua tahun kemudian setelah kelompok studi kerja selesai merampungkan tugas mereka, maka pada 28 Mei 1981, kedua badan dunia itu bersatu. 

Dick Sudirman wafat pada pada 10 Juni 1986. Jasa beliau dalam menyatukan dua federasi badminton dunia tidak akan pernah terlupakan bagi setiap kalangan bulutangkis di dunia ini. 

Atas inisiatif wakil Ketua PBSI saat itu, Suharso Suhandinata yang menulis surat kepada Presiden IBF, Arthur Jones. Federasi harus memberikan penghargaan untuk mengenang kontribusi besar Sudirman di bulu tangkis dunia. 

Dari sana kemudian lahir gagasan untuk membuat sebuah ajang perebutan kejuaraan beregu campuran yang dinamakan Piala Sudirman. Kejuaraan ini sekaligus melengkapi kejuaran beregu Piala Thomas dan Uber yang telah diselenggarkan secara rutin. 

Piala Sudirman pertama kali dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta dari 24 - 29 Mei 1989 dengan 28 tim peserta. Untuk pertama kalinya dalam kejuaraan tersebut Indonesia berhasil menjadi juara. 

Kejuraan beregu campuran ini diadakan setiap dua tahun sejak tahun 1989. Indonesia memenangkan edisi perdananya merupakan satu-satunya gelar sejauh ini. 

Korea Selatan berhasil meraih juara dalam dua edisi berikutnya, diikuti oleh China, yang memenangkan semua kejuaraan dari 1995 hingga 2015. Kecuali saat Korea Selatan menginterupsi pada edisi tahun 2003. 

China kembali menjadi favorit pada edisi terakhir pada tahun 2017 di Gold Coast Australia, tetapi dikejutkan oleh tim Korea Selatan dengan beberapa pemain muda yang tidak berpengalaman. Tahun 2019 kembali China berhasil meraih piala tersebut. 

Mereka di final yang menegangkan meraih kemenangan 3-2 atas China sekaligus memberi mereka gelar Piala Sudirman keempat. 

Sepanjang sejarah Piala Soedirman, China adalah tim tersukses dengan meraih sebelas gelar. China memenangkan gelar keenam berturut-turut di Dongguan pada tahun 2015. 

Dengan pengecualian pada kejuaraan edisi tahun 2003, China telah memenangkan setiap edisi Kejuaraan Beregu Campuran Dunia tersebut sejak 1995. 

Pemegang rekor 4 kali peraih Piala Sudirman setelah China adalah Korea Selatan sementara Indonesia baru meraih satu kali ketika pertama kali diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1989.  

Selengkapnya inilah tuan tumah dan para juara Piala Sudirman yang mulai dipertandingkan sejak tahun 1989 seperti dirilis oleh BWFbadminton.com (24/9/21) : 

  1. 1989 -- Jakarta (Indonesia); Juara -- Indonesia
  2. 1991 - Kopenhagen (Denmark); Juara -- Korea Selatan
  3. 1993 -- Birmingham (Inggris); Juara -- Korea Selatan
  4. 1995 - Lausanne (Swiss); Juara -- China
  5. 1997 -- Glasgow (Skotlandia); Juara -- China
  6. 1999 -- Kopenhagen (Denmark); Juara -- China
  7. 2001 -- Sevilla (Spanyol); Juara -- China
  8. 2003 -- Eindhoven (Belanda); Juara -- Korea Selatan
  9. 2005 -- Beijing (Cina); Juara -- China
  10. 2007 -- Glasgow (Skotlandia); Juara -- China
  11. 2009 -- Guangzhou (Cina); Juara -- China
  12. 2011 -- Qingdao (Cina); Juara -- China
  13. 2013 -- Kuala Lumpur (Malaysia); Juara -- China
  14. 2015 -- Dongguan (Cina); Juara -- China
  15. 2017 -- Gold Coast (Australia) - Korea Selatan 
  16. 2019 -- Nanning (China) - China

Dibuat untuk menghormati Dick Sudirman, piala ini terbuat dari perak padat berlapis emas 22 karat. Berdiri setinggi 80 cm, berdiri di atas alas segi delapan yang terbuat dari kayu jati terbaik. 

Badan cangkirnya berbentuk seperti kok, sedangkan tutupnya didesain seperti Candi Borobudur yang terkenal di dunia. Gagangnya berbentuk seperti benang sari, melambangkan benih bulutangkis. 

Trofi tersebut dibuat oleh Perusahaan Masterix Bandung dengan biaya USD 15.000 pada saat diserahkan kepada Federasi Bulu Tangkis Internasional pada Mei 1989. 

Semoga Piala Sudirman yang menjadi kebanggaan Rakyat Indonesia ini bisa kembali diraih oleh para pebulutangkis Indoneisa yang saat ini berjuang dalam kejuaraan tersebut di Finlandia. 

Piala Sudirman 2021 berlangsung di Energia Areena, Taman Olahraga Myyrmki, Vantaa Finlandia mulai 26 September - 3 Oktober 2021. Selamat berjuang para pahlawan Bulutangkis Indonesia. 

Bravo Merah Putih @hensa 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun